REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menegaskan TNI tetap mendukung pelaksanaan Satuan Tugas Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah. "Tinombala, kami tetap dukung," kata dia kepada pers, di Jakarta, Jumat (19/7).
Pernyataan tersebut disampaikan seusai tapat koordinasi terbatas tingkat menteri bersama Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, dengan agenda pembahasan perkembangan situasi terkini dalam negeri. Saat ditanya lebih lanjut oleh pers, dia mengatakan, ”Silakan tanya Kapolri."
Operasi Tinombala merupakan kelanjutan dari operasi serupa dengan sandi Operasi Camar Maleo IV, yang berakhir pada 2015.
Operasi Tinombala dilaksanakan secara gabungan antara unsur-unsur TNI, yaitu Kostrad, Kopassus TNI AD, dan batalion infantri raider, serta unsur pendukung lain, dan satuan Brigade Mobil.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, mengatakan masa tugas Satuan Tugas Operasi Tinombala diperpanjang hingga tiga bulan ke depan sampai Oktober 2019.
"Operasi diperpanjang tiga bulan ke depan, harapannya tiga bulan ke depan, bisa menangkap kelompok Ali Kalora," kata dia, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, satuan tugas gabungan itu memerlukan waktu untuk mencapai lokasi persembunyian kelompok Ali. "Bukan belum mampu (menangkap), cuma perlu waktu," katanya.
Kalora menjadi pemimpin MIT, menggantikan Santoso yang tewas dalam kontak senjata dengan Satuan Tugas Operasi Tinombala pada 2016 silam.
Dia diduga bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, bersama dengan sisa kelompok MIT yang masih hidup.