Jumat 19 Jul 2019 21:17 WIB

Bantuan BMH-SAR Hidayatullah Tiba di Desa Bumi Rahmat

Ada seorang pengungsi yang melahirkan dan bayinya diberi nama Rahmatullah.

Red: Irwan Kelana
BMH-SAR Hidayatullah dan Pos Dai menyalurkan bantuan logistik ke Desa Bumi Rahmat, Halmahera Selatan.
Foto: Dok BMH
BMH-SAR Hidayatullah dan Pos Dai menyalurkan bantuan logistik ke Desa Bumi Rahmat, Halmahera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, HALMAHERA SELATAN -- Setelah berhari-hari mencoba untuk bisa ke Desa Dowora yang harus menyeberang laut belum berhasil, hari ini, Jumat (19/7) Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH)  bersama SAR Hidayatullah dan Pos Dai berhasil melakukan penyaluran bantuan ke Desa Bumi Rahmat, Kecamatan Gane Barat, Halmahera Selatan.

Ini merupakan salah satu desa yang menjadi korban gempa di Halmahera Selatan. "Penyaluran paling memungkinkan sekarang ke Desa Bumi Rahmat yang ada di Kecamatan Gane Barat. Sekalipun bisa ditempuh dengan jalur darat, menuju Bumi Rahmat jalannya bebatuan dan licin," terang Koordinator Lapangan Relawan BMH-SAR Hidayatullah, Murdianto melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (19/7).

Ia menambahkan, warga sangat terbantu dengan kedatangan bantuan dari BMH. Apalagi  sejak terjadi gempa, ini adalah bantuan pertama yang menyapa mereka.

"Saat ini warga membuat kemah-kemah di pinggir jalan depan halaman rumah. Mereka belum berani masuk rumah karena sampai saat ini gempa susulan sering terjadi," tutur Murdianto.

"Kalau malam, warga harus melawan hawa dingin. Jadi sangat diperlukan selimut, jaket, terpal, dan tentu saja suplai makanan agar mereka tetap sehat di dalam tenda-tenda darurat," imbuhnya.

Ada kisah menarik kala penyaluran dilangsungkan. Di lokasi pengungsian ada seorang ibu hamil yang mengalami rasa sakit dan dibawa oleh relawan ke puskesmas. 

"Ternyata mau melahirkan. Alhamdulillah sudah lahir dengan selamat. Bayinya  laki-laki. Orang tuanya meminta diberikan nama, maka kami beri nama Rahmatullah," ungkap Murdianto.

Untuk penyaluran ke desa-desa yang harus ditempuh lewat laut masih harus menunggu cuaca membaik.

"Hal ini karena sudah dua hari tim menunggu cuaca membaik, namun belum terwujud. Pada saat yang sama gelombang begitu tinggi, sehingga kapal tidak ada yang berani menyeberang. Kapal pertama yang berangkat ke Dowora dengan mengangkut logistik sudah berhasil sampai, namun barang tidak bisa diturunkan, karena kapal tidak bisa merapat ke dermaga. Tim khawatir dalam situasi pasang datang ombak besar dan badan kapal menghantam dermaga. Mohon doa agar relawan dapat segera ke Dowora dan desa-desa yang harus melalui laut," tutur Murdianto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement