REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan anggaran instalasi bambu "Getah Getih" yang terpasang di Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat ke petani bambu.
"Anggaran itu ke mana perginya, perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (19/7).
Instalasi bambu "Getah Getih" mengeluarkan anggaran Rp500 juta yang dibangun untuk memeriahkan perhelatan Asian Games 2018, sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 dan saat ini sudah dibongkar.
"Dari awal sudah saya garisbawahi bahwa kita menggunakan material lokal bambu. Pada waktu itu malah saya katakan diperkirakan usianya enam bulan," kata Anies.
Dia menjelaskan bahwa semua yang pasang saat itu dalam rangka menyambut Asian Games sudah dicopot beberapa bulan sesudah Asian Games, termasuk instalasi bambu itu. Bertahan sampai bulan Juli adalah bonus karena yang lainnya sudah dicopot semua.
"Coba dihitung ongkos yang lainnya barangkali akan ketemu angka yang besar, malah kalau yang lain menggunakan besi belum tentu produksi itu produksi dalam negeri," kata Gubernur Anies.
Namun kalau bambu yang digunakan untuk instalasi bambu "Getah Getih" dipastikannya tidak ada bambu impor. Bambunya dari Jawa Barat dan dikerjakan petani oleh perajin lokal.
Dia menyebutkan anggaran yang dikeluarkan untuk instalasi bambu "Getah Getih" kebanyakan diterima rakyat.
"Oh iya kita akan lebih sering lagi mengundang para seniman terutama yang menggunakan bahan-bahan lokal untuk menunjukkan karyanya di sini," kata Anies.
Anies menambahkan, sama seperti karya seni yg lain kalau mereka mempresentasikan pasti ada durasi waktunya dan durasi waktu itu yang normal saja. Ada yang bisa bertahan satu tahun, ada yang bisa bertahan enam bulan tergantung kebutuhannya.