REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perebutan kursi panas ketua MPR-RI terus bergulir menyusul pernyataan Gerindra yang akan mendapatkan jatah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Hal itu tak lepas dari semangat rekonsiliasi yang didorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan tokoh lain dari berbagai kalangan.
Menaggapi hal tersebut, Ketua DPP PKB, Jazilul Fawaid, mengatakan penetapan ketua MPR RI hendaknya berdasarkan figur kebutuhan bangsa ini, hal itu akan lebih mudah diterima masyarakat, karena kebutuhan masyarakat adalah persoalan bangsa ini bisa ditemukan solusinya.
“Dan yang paling terpenting adalah pengalaman. Bangsa ini adalah bangsa besar, membutuhkan figur yang sudah jelas track recordnya dan berpengalaman. Oleh sebab itu, Cak Imin sangat ideal menjadi ketua MPR RI,” kata dia kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (20/7).
Dihubungi secara terpisah, menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Lili Romli, saat ini Indonesia menghadapi dua tantangan, yaitu menguatnya radikalisasi agama dan deideologisasi Pancasila. “Persoalan kita itu ya radikalisasi agama dan deideologisasi Pancasila,” kata Lili.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli, mengatakan saat ini radikalisasi agama semakin menguat, kelompok-kelompok yang ingin mengganti pancasila masih terus bergerak. Di sisi lain, terjadi pendangkalan pemahaman ideologi Pancasila di kalangan nasionalis sendiri.
Oleh sebab itu, kata dia, pimpinan MPR RI sebaiknya dari kalangan santri nasionalis, sebab sosok santri nasionalis ini mampu mengurai dua masalah di atas yaitu mampu mengurai akar-akar radikalisasi agama dan mampu memperkuat pemahaman ideologi Pancasila pada kelompok nasionalis. “Saya kira Cak Imin pantas dan mampu memimpin MPR, dia santri dan juga nasionalis,’ imbuh Lili Romli.
Selain itu, menurut Lili Romli, Cak Imin juga banyak pengalaman, baik di lembaga eksekutif maupun legislatif. “Apalagi saat ini cak Imin sudah masuk pimpinan MPR,” tutur dia.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mudjahid, memandang komposisi terbaik di parlemen 2019-2024 adalah partainya mengisi kursi Ketua MPR.
Sedangkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menempati posisi Ketua DPR. "Dengan semangat tersebut, komposisi terbaik adalah ketua MPR Gerindra, ketua DPR PDIP, Presiden Joko Widodo," ujar Sodik lewat keterangan resminya, Jumat (19/7).
Menurut dia, komposisi Ketua MPR dan DPR itu tak harus terkait dan menunggu komposisi terakhir koalisi oposisi dan koalisi di pemerintahan. Karena rakyat dan bangsa Indonesia sudah memahami keberadaan dan posisi PDIP dan Gerindra.
Untuk diketahui, kursi ketua MPR menjadi rebutan di antara Partai politik dalam koalisi Indonesia Kerja (KIK). Khususnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Golkar.
Adapun Golkar mengklaim lebih layak menempati posisi itu, karena menjadi pemenang kedua dari segi perolehan kursi di DPR. Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto juga mengatakan telah menjalin komunikasi dengan partai-partai lain dalam pembentukan paket MPR dengan posisi Golkar sebagai ketua.