REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Syuro PKB, Maman Imanulhaq, mengatakan momentum rekonsiliasi bisa dijadikan pihak oposisi untuk masuk ke dalam kekuasaan. Jika rekonsiliasi dilakukan secara berlebihan, justru hal ini berpotensi menyakiti relawan.
"Tak terbayang bahwa bagaimana selama satu tahun kita meyakinkan harus memilih Jokowi-Ma'ruf Amin. Kemudian berhadapan dengan begitu banyak narasi politik, termasuk narasi kecurangan. Lalu tiba-tiba sandiwara politik itu diakhiri dengan 'Oh iya, masuk saja (ke koalisi pemerintah)'," ujar Maman dalam diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7).
Dia mengaku memang dalam politik, segala sesuatu sangat mungkin terjadi. Rekonsiliasi pun bisa menjadi jalan masuknya oposisi kepada kekuasaan. Rekonsiliasi bisa juga dipakai oleh mereka untuk masuk dalam kekuasaan.
“Tapi menurut saya ini sangat menyakiti juga teman-teman relawan dan ini akan menganggu demokrasi. Karena sesungguhnya yang kita butuhkan bukan gerbong besar bersama-sama, tetapi yang betul-betul satu rel, dengan gerbong yang berbeda," tegasnya.
Sehingga, kata dia, jika pertemuan di atas MRT antara Presiden Jokowi dan Prabowo diartikan secara simbolis, akan ditemukan pesan satu arah dalam menjaga konstitusi, NKRI, dan Pancasila. "Gerbong kita tetap berbeda. Ada yang di eksekutif, ada yang di oposisi. Dan kita menanti ada visi misi yang sama dengan teman-teman Gerindra, PAN dan sebagainya untuk menguatkan republik ini," tambah Maman.