Sabtu 20 Jul 2019 23:10 WIB

Tari Betandik Suku Dayak Pukau Penikmat Seni Jakarta

Tari Betandik asal Suku Dayak ditampilkan di Festival Budaya Banjar 2019.

Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah perempuan suku Dayak menari di acara pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-34 di Rumah Radakng Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (20/5/2019).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah perempuan suku Dayak menari di acara pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-34 di Rumah Radakng Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (20/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tari Betandik asal Suku Dayak yang ditampilkan penari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan pada Festival Budaya Banjar 2019 di Museum Nasional Jakarta memukau para penonton, termasuk duta besar dari berbagai negara sahabat.

Kepala Bagian Humas Pemkab Hulu Sungai Tengah, Ramadhan, di Jakarta, Sabtu (20/7), mengatakan pihaknya menampilkan berbagai kesenian khas daerah pada festival tahunan tersebut, sebagai upaya untuk mempromosikan wisata dan budaya daerah.

Baca Juga

Betandik salah satu inti dari proses panjang adat Aruh Baharin yang biasa dilakukan warga Dayak untuk ritual agar hasil panen berhasil dengan baik.

Batandik, yakni menari sambil merapalkan mantra mengelilingi salah satu pusat pemujaan sambil membunyikan gelang Hiang, dengan diiringi musik. Dalam tarian itu dikisahkan bahwa mereka memanggil arwah para leluhur, bahkan para raja Dayak untuk hadir ke acara mereka yang merupakan ritual warisan leluhur.