REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Lebih dari 10 ribu orang turun ke jalan di Moskow, Rusia memprotes pengecualian terhadap para calon oposisi dari pemilihan badan legislatif di ibu kota, Sabtu (20/7). Petugas pemilihan melarang sekitar 30 kandidat yang kebanyakan condong ke kelompok oposisi, untuk mengikuti pemilihan 45 kursi legislatif.
Alasannya, mereka gagal mengumpulkan tanda tangan asli dari pemilih untuk kualifikasi. Kandidat yang dilarang mengatakan mereka sudah memiliki jumlah tanda tangan yang diminta, namun tidak disertakan dari pemilihan karena menantang kontrol mereka yang setia kepada Presiden Vladimir Putin.
Polisi mengatakan sekitar 12 ribu orang ambil bagian dalam protes, sementara kelompok oposisi mengatakan jumlahnya lebih besar. Pihak berwenang setempat memberikan izin aksi demo tersebut dan tidak ada laporan penahanan.
Para pendemo dipimpin oleh Alexei Navalny, orang yang paling gencar mengkritik Kremlin. Pendemo meminta pihak berwajib memberi kesempatan kepada para calon oposisi untuk disertakan dalam pemilihan pada 8 September.
Mereka membawa plakat bertuliskan "Saya punya hak pilih" dan "Putin bohong". Polisi menahan lebih dari 25 orang pekan lalu di Moskow dalam aksi protes yang tidak mendapat izin dari pihak berwenang.