REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton dikabarkan sudah berangkat menuju Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Kunjungan ini dilakukan ketika kedua negara Asia Timur itu bersitengang.
Pada Ahad (21/7) di media sosial Twitter, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan Bolton berencana melanjutkan pembicaraan dengan sekutu dan rekan penting Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump diminta menengahi peselisihan dua negara bertetangga tersebut.
Jepang dan Korsel sebagai dua sekutu terbesar AS di Asia tengah mengalami ketegangan politik dan ekonomi. Ketegangan tersebut memicu krisis pasokan memori chip dan telepon pintar di seluruh dunia.
John Bolton.
Ketegangan yang berkepanjangan ini bermula ketika Mahkamah Agung Korsel memutuskan perusahaan Jepang harus membayar kompensasi korban kerja paksa selama masa kolonial. Perselisihan ini semakin memburuk ketika Jepang memberlakukan pembatasan ekspor bahan baku teknologi tinggi ke Korsel.
Jepang membantah pembatasan ekspor sebagai langkah balasan terhadap tuntutan Mahkamah Agung Korsel. Walaupun salah satu menteri mereka menyinggung tentang isu kompensasi saat mengumumkan pembatasan ini.
Pembatasan ekspor dapat melukai perusahaan teknologi global. Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan Presiden Korsel Moon Jae-in memintanya terlibat. Juru bicara Moon mengonfirmasi presiden Korsel itu meminta bantuan Trump saat mereka bertemu di Seoul pada 30 Juni lalu.