Ahad 21 Jul 2019 13:39 WIB

KSU Komodo dan Aqua Kembangkan Ekonomi Lewat Botol Plastik

KSU Komodo dan Danone-Aqua kirim botol plastik bekas sebanyak 10 ton untuk daur ulang

Koperasi Serba Usaha (KSU) Komodo dan pusat daur ulang Batu Cermin dengan bersama Danone-Aqua melakukan pengiriman perdana botol plastik bekasi sebanyak 10 ton.  Botol bekas tersebut akan dikirimkan ke Recycling Business Unit (RBU) mitra Danone-AQUA di Bali dimana dengan menggunakan teknologi tinggi di proses menjadi bahan baku botol baru AQUA Life oleh Pabrik Daur Ulang-Namasindo di Bandung.
Koperasi Serba Usaha (KSU) Komodo dan pusat daur ulang Batu Cermin dengan bersama Danone-Aqua melakukan pengiriman perdana botol plastik bekasi sebanyak 10 ton. Botol bekas tersebut akan dikirimkan ke Recycling Business Unit (RBU) mitra Danone-AQUA di Bali dimana dengan menggunakan teknologi tinggi di proses menjadi bahan baku botol baru AQUA Life oleh Pabrik Daur Ulang-Namasindo di Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO --  Koperasi Serba Usaha (KSU) Komodo dan pusat daur ulang Batu Cermin dengan bersama Danone-Aqua melakukan pengiriman perdana botol plastik bekasi sebanyak 10 ton.  Botol bekas tersebut akan dikirimkan ke Recycling Business Unit (RBU) mitra Danone-AQUA di Bali dimana dengan menggunakan teknologi tinggi di proses menjadi bahan baku botol baru AQUA Life oleh Pabrik Daur Ulang-Namasindo di Bandung. 

Kedepannya, kemasan plastik yang terkumpul juga akan dikirimkan langsung ke Pabrik Daur Ulang Veolia di Pasuruan Jawa Timur yang akan beroperasi di awal tahun 2020, untuk meningkatkan skala daur ulangnya. Langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk kontribusi Danone-AQUA memberikan solusi nyata bagi permasalahan lingkungan khususnya mencegah sampah plastik masuk lautan di Labuan Bajo dan sekitarnya, serta mendukung program pemerintah Indonesia untuk mengurangi 70 persen sampah plastik di lautan pada tahun 2025.

Baca Juga

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan inisiatif ini merupakan aksi nyata gerakan #BijakBerplastik, memperkuat komitmen perseroan untuk Indonesia yang lebih bersih dan mendukung tujuan pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah di lautan.

"Kami berfokus kepada tiga aspek inti yaitu: pengembangan infrastruktur pengumpulan, pendidikan daur ulang untuk konsumen dan inovasi kemasan. Tiga aspek inti ini bertujuan untuk membantu mencapai ambisi kami pada tahun 2025 untuk mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang kami gunakan," tuturnya berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (21/7)

Karyanto juga menambahkan bahwa model yang saat ini dibangun di Labuan Bajo merupakan bukti nyata penerapan konsep ekonomi sirkular, sebagai salah satu solusi dalam pengelolaan sampah plastik bisa dilakukan (Circularity is Possible).  Model ekonomi sirkular dimana sampah plastik akan diolah menjadi bahan baku sehingga memberikan dampak positif baik aspek lingkungan maupun ekonomi.  

Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan dalam membangun model ekonomi sirkular di Labuan Bajo antara lain, mahalnya biaya pengangkutan ke pabrik daur ulang yang berlokasi di Pulau Jawa, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di tempatnya dan juga infrastruktur yang kurang memadai.

Terkait inisiatif ini, Dr. Ir. Suseno Sukoyono, M.M., Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mengatakan, pihaknya mendukung penguatan KSU sebagai salah satu bentuk penanggulangan sampah pesisir. "Kami mengajak seluruh pihak untuk mendukung berkembangnya ekonomi sirkular di Labuan Bajo agar lingkungan di Labuan Bajo dapat terjaga dan semakin mengembangkan potensi pariwisatanya,” ucap dia

Sebagaimana diketahui, Labuan Bajo merupakan wilayah yang strategis, pintu masuk pulau Komodo yang menjadi warisan budaya UNESCO.  Pemerintah Indonesia baru-baru ini telah menetapkan Labuan Bajo sebagai salah satu dari program 10 Bali baru. 

Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu telah berkunjung dan menargetkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata kelas dunia.  Namun, saat ini Labuan Bajo masih menghadapi tantangan yang membutuhkan perhatian semua yaitu sampah khususnya sampah plastik. 

Keterlibatan  Danone-AQUA di Labuan Bajo telah dimulai pada tahun 2017 bertujuan untuk memperkuat ekosistem daur ulang sampah plastik dengan memfasilitasi peningkatan pengumpulan sampah botol plastik yang dilakukan oleh KSU Komodo, PDU Batu Cermin serta pengepul dari sektor informal.  Danone-AQUA juga berkomitmen untuk menjadi pengguna (offtaker) hasil daur ulang botol plastik yang berhasil di kumpulkan sebagai bahan baku botol baru. Dengan komitmen ini program pengumpulan botol plastik yang telah di mulai sejak beberapa tahun lalu akan terjamin keberlanjutannya. 

Danone–AQUA berkomitmen menerapkan ekonomi sirkular dengan menjadikan kemasan plastiknya sebagai sumber daya atau bahan baku yang dapat digunakan selama mungkin. Danone-AQUA telah memelopori pengumpulan dan program daur ulang kemasannya dengan mengembangkan Program AQUA PEDULI pada 1993 sebagai langkah awal menuju model pengemasan yang lebih sirkular. Saat ini, Danone-AQUA dapat mengumpulkan 12.000 ton plastik setiap tahunnya melalui 6 Recycling Business Unit di berbagai lokasi di Indonesia.  Hal ini membuat Danone-AQA sebagai satu satunya perusahaan Air Minum dalam Kemasan yang menggunakan bahan daur ulang di kemasan produknya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement