Ahad 21 Jul 2019 13:44 WIB

Punya Keterbatasan Fisik, tak Surutkan Samuel Bertemu Idola

Sejak mengenal bulu tangkis, Samuel mengidolakan Hendra/Ahsan.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Pasangan ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan saat melawan ganda putra Jepang Takuro Hoki-Yugo Kobayashi dalam pertandingan babak semifinal turnamen Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pasangan ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan saat melawan ganda putra Jepang Takuro Hoki-Yugo Kobayashi dalam pertandingan babak semifinal turnamen Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang anak usia 16 tahun duduk di kursi roda ditemani ibu dan keluarganya, menjadi pemandangan satu dari ratusan fan yang menunggu pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, selesai jumpa pers usai menang di semifinal atas pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, Sabtu (20/7). Namanya Samuel.

Keterbatasan fisiknya karena penyakit cerebral palsy tak menyurutkan semangatnya bertemu para idolanya. Wajah Samuel semringah ketika idolanya menyempatkan diri berfoto dengannya. Dia mengaku senang mendapatkan kesempatan itu. Sejak mengenal bulu tangkis, Samuel mengidolakan Hendra/Ahsan.

"Keren," kata Samuel yang tinggal di Cikarang, Jawa Barat, mengungkapkan alasan mengidolakan juara All England 2019 itu di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.

Selain Hendra/Ahsan, Samuel juga mengidolakan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Dia juga mendapatkan kesempatan berfoto dengannya.

Ibu Samuel, Romana mengatakan, anaknya menyukai olahraga tepok bulu angsa itu sejak kecil. Penyakit yang dideritanya sejak lahir itu tak membuat semangatnya kendor berjumpa dengan idolanya. Dia juga hadir ke berbagai kejuaraan bulu tangkis di Indonesia.

Menurut Romana, anak ketiganya itu hanya ada masalah pada tubuhnya dari pinggang ke bawah. Sementara ingatannya sendiri sangat kuat. "Dia tahu semua nama pemain," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement