Ahad 21 Jul 2019 15:30 WIB

British Airways dan Lufthansa Batalkan Penerbangan ke Mesir

Pembatalan penerbangan karena masalah keamanan yang tak dirinci lebih jauh.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Gita Amanda
Maskapai British Airways.
Foto: EPA/Andy Rain
Maskapai British Airways.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - -British Airways dan Lufthansa telah menangguhkan penerbangan ke ibu kota Mesir, Kairo, Sabtu (20/7). Hal itu dikarenakan masalah keamanan yang tidak dirinci lebih jauh oleh kedua belah pihak penerbangan.

"Kami terus menerus meninjau pengaturan keamanan kami di semua bandara di seluruh dunia. Kami menangguhkan penerbangan ke Kairo selama tujuh hari sebagai tindakan pencegahan untuk memungkinkan penilaian lebih lanjut," ujar pernyataan resmi British Airways dilansir Aljazirah, Ahad (21/7).

Baca Juga

Juru bicara British Airways tidak mengelaborasi detail tentang alasan penerbangan ditangguhkan, pihak penerbangan juga tidak memberikan secara spesifik tentang jenis masalah keamanan apa yang ditinjau. "Kami tidak pernah membahas masalah keamanan," katanya.

Sementara itu, juru bicara Lufthansa juga mengatakan, turut menangguhkan penerbangan ke Kairo dari Munich dan Frankfurt. "Karena keselamatan adalah prioritas nomor satu Lufthansa, maskapai ini sementara menangguhkan penerbangannya ke Kairo hari ini sebagai tindakan pencegahan. Sementara penilaian lebih lanjut sedang dilakukan," kata juru bicara Lufthansa.

Maskapai penerbangan Jerman tersebut mengatakan berencana untuk melanjutkan penerbangan pada Ahad (21/7). Tiga sumber keamanan bandara Mesir mengatakan, bahwa staf dari Inggris telah memeriksa keamanan di bandara Kairo pada Rabu (17/7) dan Kamis (18/7) lalu. Meski tidak memberikan rincian lebih jauh lagi.

Ketua Perusahaan Bandara Kairo Ahmed Fawzi mengatakan kepada surat kabar Mesir Al Shorouk, bahwa British Airways tidak menginformasikan mereka mengenai masalah keamanan bandara sebelum membatalkan penerbangan. Sementara surat kabar Mesir Al Masry al Youm, mengutip kementerian penerbangan sipil Mesir menekankan, bahwa penangguhan satu pekan maskapai Inggris tidak berarti penghentian penerbangan secara permanen.

Kementerian Penerbangan Sipil Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam, bahwa pihaknya telah menghubungi Kedutaan Besar Inggris di Kairo yang telah mengkonfirmasi bahwa keputusan untuk menunda penerbangan tidak dikeluarkan oleh transportasi Inggris atau kementerian luar negeri.

Kementerian menambahkan bahwa mereka akan menambah lebih banyak penerbangan dari Kairo ke London mulai pada Ahad untuk memfasilitasi pengangkutan penumpang selama periode ini.

Pakar penerbangan Alex Macheras mengatakan, maskapai tidak memiliki kewajiban  untuk menjelaskan kepada penumpang alasan mereka. Sebagai penumpang, harus memiliki semua kepercayaan pada maskapai dan jika mereka memilih untuk tidak terbang maka itu untuk kepentingan penumpang.

"Mengingat bahwa mereka (British Airways dan Lufthansa) telah menerima informasi ini, atau mereka bertindak berdasarkan informasi yang telah menyebabkan maskapai untuk segera menangguhkan rute, itu menimbulkan pertanyaan: Apa yang British Airways tahu bahwa Egypt Air juga tidak tahu, atau tidak bertindak, mengingat bahwa Egypt Air akan terus terbang tanpa henti antara London dan Kairo," katanya.

Pemerintah Inggris telah lama menyarankan agar semua kecuali perjalanan penting dapat melalui udara ke dan dari resor Mesir Sharm el-Sheikh. Namun, belum mengeluarkan peringatan serupa terhadap perjalanan udara ke dan dari Kairo. Resor itu adalah tempat sebuah jet penumpang Rusia dibom pada tahun 2015,

"Ada peningkatan risiko terorisme terhadap penerbangan. Langkah-langkah keamanan tambahan dilakukan untuk penerbangan yang berangkat dari Mesir ke Inggris," kata penasihat Inggris itu.

Seorang pakar keamanan di Gulf State Analytics Sina Azodi mengatakan kepada Aljazirah bahwa penangguhan penerbangan ke Kairo hanya akan terasa di Mesir jika dilanjutkan untuk periode waktu yang lama. "Karena ekonomi Mesir sangat bergantung pada pariwisata, jika mereka (suspensi penerbangan) berlanjut untuk jangka waktu yang lama, itu akan berdampak pada ekonomi Mesir," ujar Azodi.

Pariwisata merupakan sumber utama pendapatan asing untuk Mesir yang telah pulih setelah jumlah wisatawan turun. Penurunan jumlah wisatawan terjadi akibat pemberontakan 2011 dan pengeboman jet Rusia pada 2015, yang menewaskan semua 224 orang di atas kapal tak lama setelah lepas landas.

Serangan yang diklaim oleh ISIS, mendorong Rusia untuk menghentikan semua penerbangan ke Mesir selama beberapa tahun. Sejumlah negara termasuk Inggris juga menghentikan penerbangan ke Sharm el Sheikh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement