Ahad 21 Jul 2019 17:18 WIB

Dua Hari Hujan, Permintaan Air Bersih di Tasik tak Berhenti

Hujan selama dua hari terakhir sama sekali tak berpengaruh mengatasi kekeringan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gita Amanda
Para petani di Kampung Sukasirna, Dusun Cireundeu, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, membuat kincir air untuk mengairi areal persawahan yang mulai mengamali kekeringan, Selasa (9/7/2019).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Para petani di Kampung Sukasirna, Dusun Cireundeu, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, membuat kincir air untuk mengairi areal persawahan yang mulai mengamali kekeringan, Selasa (9/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Hujan selama dua hari yang mengguyur Kota Tasikmalaya sejak Jumat (19/7) tak meredakan bencana kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya masih terus melakukan distribusi air bersih untuk wilayah yang mengalami kekeringan.

Ketua Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, hujan yang terjadi selama dua hari terakhir sama sekali tak berpengaruh mengatasi kekeringan. Bahkan, permintaan untuk distribusi air bersih tetap diterima, baik melalui telepon atau surat ke BPBD Kota Tasikmalaya.

Baca Juga

"Memang hujan cukup lama dan rata,  tapi tidak besar. Jadi tidak ada pengaruh signifikan untuk deposit air bersih," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (21/7).

Ia menambahkan, hingga Ahad BPBD Kota Tasikmalaya masih terus melakukan distribusi air bersih. Sejak ditetapkan siaga darurat bencana kekeringan, setidaknya sudah 220 ribu liter air bersih didistribusikan.

Kecamatan Kawalu menjadi wilayah yang paling terdampak kekeringan. Di lokasi itu, sebanyak 75 ribu liter air bersih telah disalurkan ke 23 titik untuk 1.663 kepala keluarga (KK) atau 5.348 jiwa di Kelurahan Urug dan Karanganyar.

Wilayah terdampak terparah kedua adalah Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari. Sebanyak 60 ribu liter air bersih telah disalurkan ke 20 titik untuk 987 KK atau 3.270 jiwa.

Sementara itu, Kecamatan Indihiang telah menerima 5.000 liter air bersih, Cipedes 15 ribu liter, Purbaratu 30 ribu liter, Cibeureum 25 ribu liter, Cihideung 5.000 liter, dan Tawang 5.000 liter. Total, penyaluran air bersih telah dilakukan 68 titik di 10 kelurahan dan delapan kecamatan untuk memenuhi kebutuhan 3.591 KK atau 12.075 jiwa.

Meski hujan sudah mulai turun, Ucu mengatakan, BPBD terus berkomunikasi dengan Badan Meterolologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Menurut dia, sesuai prakiraan awal, musin kemarau tetap akan berakhir pada Oktober 2019.

"Kita dari kemarin masih terima permintaan (air bersih). Kita akan terus siaga," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement