REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir. Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Kudhori, melihat kenaikan tersebut terjadi lantaran minimnya pasokan cabai.
Minimnya pasokan ini disebabkan keterlembatan panen akibat kemarau yang berkepanjangan. "Produksi belum begitu banyak. Perkiraan akhir bulan ini sampai awal bulan depan akan ada panen, tapi ini memang agak mundur dibandingkan biasanya," ujar Khudori, Ahad (21/7).
Menurut Khudori, di beberapa sentra produksi sudah terjadi kekeringan yang lumayan luas. Pada tahun ini bahkan kondisinya lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, panen raya tidak bisa mengimbangi permintaan yang tetap ada di musim paceklik.
Khudori mengatakan harga cabai bisa mengalami penurunan apabila waktu panen sesuai perkiraan. Sebaliknya, jika waktu panen mengalami kemunduran ada kemungkinan harga cabai terus merangkak naik. Ditambah, Pemerintah sampai saat ini belum memutuskan untuk impor.
"Kalau kegagalan banyak terjadi di sentra-sentra produksi dan berlangsung lama, harga akan terus tertarik naik," kata Khudori.
Menurut Khudori, Pemerintah perlu melakukan langkah antisipasi agar kenaikan harga cabai tidak terlalu ekstrem. Pemerintah harus memastikan pasokan cabai ada di bulan-bulan kritis.
Pacelik cabai merah biasanya terjadi antara Oktober-Januari, dan cabai rawit terjadi antara Desember-Maret. Pada masa-masa paceklik ini, harga cabai akan melambung tinggi.
Untuk memastikan ketersediaan cabai, Pemerintah harus membuat daerah penyangga produsen cabai. Di daerah-daerah yang potensial, Pemerintah harus menggerakaan masyarakat untuk menanam cabai. Termasuk wilayah yang memang menjadi sentra konsumen.
Selain itu, Pemerintah juga perlu memastikan teknologi budidaya yang digunakan para petani agar tanaman cabai bisa bertahan dan tetap panen di tengah kondisi cuaca ekstrim. "Sebetulnya banyak yang bisa dilakukan misal pakai green house, atau pakai naungan. Kalau ini dilakukan situasi iklim dan cuaca bisa dikendalikan," kata Khudori.
Yang tidak kalah penting, masyarakat juga harus diedukasi untuk tidak terlalu tergantung dengan cabai segar dan mulai beralih ke cabai olahan sebagai pengganti. Masyarakat juga didorong untuk menanam sendiri tanaman cabai di pekarangan rumah.