Senin 22 Jul 2019 00:07 WIB

Usulan Amien ke Jokowi Dinilai Logis dan Bijak

Meskipun Amien sendiri tidak yakin usulan ke Jokowi itu akan diterima.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional  (PAN) Amien Rais menggelar konferensi pers merespons pertemuan Prabowo-Jokowi di Jalan Daksa I Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/7).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menggelar konferensi pers merespons pertemuan Prabowo-Jokowi di Jalan Daksa I Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Dewan Kehormatan (Wanhor) PAN, Dradjad Wibowo mengatakan solusi yang disampaikan Ketua Wanhor PAN Amien Rais adalah sebuah terobosan yang sangat logis dan bijak.

Dradjad menjelaskan, usuan Amien sangat logis dan bijak karena usulan itu mengakomodasi keinginan Jokowi dan timnya untuk rekonsiliasi dengan Prabowo dan pendukungnya. "Saya menyebutnya 'keinginan pak Jokowi dan timnya' berdasarkan siapa tokoh yang berinisiatif mewujudkan pertemuan MRT beberapa hari lalu,” kata Dradjad dalam pesan whatsapp kepada Republika.co.id, Ahad (21/7).

Selain itu, lanjutnya, usulan itu mengakomodasi aspirasi dan perjuangan para pendukung Prabowo. Termasuk di dalamnya mengakomodasi jamaah 212.

Amien Rais, kata Dradjad, adalah salah satu penasihat alumni 212. Platform perjuangan jamaah 212 sudah dimasukkan ke dalam visi misi Prabowo-Sandi. Karena itu, menurutnya, sangat logis jika Amien meminta platform perjuangan Prabowo dan pendukungnya dimasukkan oleh Jokowi sebagai bagian dari platform nasional.

"Artinya, akan terjadi “Rekonsiliasi Platform” antara “Platform Jokowi” dan “Platform Prabowo”. Bagaimana rinciannya? Tentu perlu tim ahli dari kedua pihak untuk merumuskannya,” papar politikus yang juga ekonom tersebut.

Mengenai usulan Amien tentang komposisi 55-45, menurut Dradjad, itu adalah ijtihad berdasarkan perhitungan suara versi KPU dan keputusan MK. Dikatakannya, meski menghormati keputusan lembaga negara, banyak pendukung Prabowo-Sandi yang meyakini itu bukan cerminan kebenaran dan keadilan. "Tapi karena yang resmi adalah angka tersebut, ya harus dirujuk,” kata dia.

Jadi, akan terjadi “Rekonsiliasi Dukungan” yang disesuaikan dengan prosentase suara resmi. Artinya, kata Dradjad, nanti 55 ditambah 45 sama dengan 100 persen itu bersama-sama membantu Jokowi dan KH Ma’ruf sebagai presiden dan wapres.

"Memang dalam sistem ketatanegaraan kita, “Rekonsiliasi Dukungan” ini tidak dikenal. Itu sebabnya pak Amien juga tidak yakin akan terwujud,” ungkapnya.

Tapi Amien Rais, menurut Dradjad, mengatakan kalau mungkin, alhamdulillah. Karena jika terwujud, ungkapnya,  maka akan benar-benar mempunyai kepemimpinan nasional yang platform dan dukungannya mencerminkan 100% rakyat Indonesia.

"Jika tidak disetujui, ya tidak masalah. Solusi dari pak Amien itu kan merespon keinginan pak Jokowi dan tim beliau,” ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement