REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melancarkan serangannya pada empat anggota Kongres perempuan atau sering disebut The Squad. Keempatnya merupakan senator yang mengkritik kebijakannya.
Trump meminta kepada keempat senator tersebut untuk meminta maaf pada warga AS. Sebab, Trump dituduh telah melakukan tindakan rasisme pada mereka.
"Saya tidak percaya keempat wanita Kongres itu mampu mencintai Negara kita. Mereka harus meminta maaf kepada Amerika (dan Israel) untuk hal-hal mengerikan (penuh kebencian) yang telah mereka katakan, ”kata Trump dalam unggahan Twitternya seperti dikutip dari Reuters, Ahad (21/7).
I don’t believe the four Congresswomen are capable of loving our Country. They should apologize to America (and Israel) for the horrible (hateful) things they have said. They are destroying the Democrat Party, but are weak & insecure people who can never destroy our great Nation!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 21 Juli 2019
Trump sebelumnya telah menimbulkan kontroversi setelah dalam cicitannya di akun Twitter. Trump meminta keempat Senator Kongres wanita untuk kembali ke negara asal.
Adapun empat Senator tersebut ialah Alexandria Ocasio-Cortez, Ayanna Pressley, Rashida Tlaib, dan Ilhan Omar, yang berasal dari komunitas Hispanik, Afrika-Amerika, Arab dan Somalia. Keempatnya dinilai lebih progresif dan terus mengkritisi kebijakan yang diambil oleh Trump.
Ketua Demokrat dari Komite Pengawas DPR AS Elijah Cummings, mengecam serangan terbaru Trump. Cummings tak ragu menyatakan bahwa Trump adalah seorang rasis.
"Ini adalah orang-orang dan wanita yang mencintai negara mereka dan mereka bekerja sangat keras dan mereka ingin menggerakkan kami menuju persatuan yang lebih sempurna yang dibicarakan oleh para pendiri kami," Cummings yang juga berasal dari Afrika-Amerika.
"Jadi, ketika Anda tidak setuju dengan presiden, tiba-tiba anda disebut sebagi orang jahat. Maka kesetiaan kami bukan untuk presiden. Kesetiaan kami adalah Konstitusi Amerika Serikat dan rakyat Amerika," ujarnya.
Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Demokrat kemudian mengeluarkan resolusi pada hari Selasa yang mengatakan DPR mengutuk keras komentar rasis Presiden Donald Trump. Tindakan simbolis itu ditujukan untuk mempermalukan Trump dan Partai Republik.