REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pada 22 Juli 2003, Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa pasukan militer AS di Irak telah membunuh kedua putra Saddam Hussein, Uday dan Qusay Hussein. Jenazah kedua putra Hussein diidentifikasi setelah 200 tentara AS dengan helikopter menyerbu sebuah rumah di kota Mosul utara.
Operasi di Mosul berlangsung selama lebih dari empat jam. Kala itu, Tentara AS diserang ketika mereka memasuki vila di bagian utara Mosul. AS pun membalas dengan tembakan roket dari helikopter tempur. Sebanyak empat tentara AS terluka dalam pertempuran itu.
Dilansir BBC History, Uday dan Qusay adalah di antara tokoh-tokoh yang paling berpengaruh dan paling ditakuti dalam rezim Saddam Hussein. Laporan kematian mereka disambut dengan perayaan di jalan-jalan Baghdad, dan tembakan meriah di seluruh kota.
Namun, masih ada beberapa sikap ketidakyakinan atas identitas mayat di antara warga sipil Irak. Banyak yang menyatakan keraguan tentang kematian yang dilaporkan. Para pejabat AS kala itu dengan cepat mendesak untuk mengidentifikasikannya.
"Kami telah menggunakan banyak sumber untuk mengidentifikasi individu-individu," kata komandan pasukan darat koalisi di Irak, Letnan Jenderal Ricardo Sanchez.
Dia yakin dua jenazah adalah anak Hussein sehingga tidak menanyakan apakah AS menghasilkan bukti, seperti foto, atau video tewasnya dua anak Saddam Hussein. AS memang biasanya tidak menerbitkan foto-foto militan yang tewas.
Qusay (36 tahun) tengah dipersiapkan sebagai pewaris Saddam Hussein, dan mengendalikan bidang-bidang utama keamanan negara. Sementara Uday (39 tahun) menjalankan sebagian besar media. Dia dikenal karena kebrutalannya yang ekstrem dan gaya hidupnya yang playboy.
Kedua pria itu dalam pelarian sejak jatuhnya rezim Saddam Hussein tiga bulan sebelumnya. Saat itu, Saddam Hussein sendiri masih buron hingga pada 2006, ia dieksekusi mati.
Dua orang lainnya terbunuh bersama putra-putra mantan presiden Irak itu. Mereka belum disebutkan namanya, tetapi laporan mengatakan, satu korban adalah anak remaja dari salah satu saudara, dan yang lainnya pengawal.
Warga Irak yang memberi informasi ke militer AS, mendapatkan hadiah masing-masing dengan 9,4 juta dolar AS. Keduanya berada di urutan kedua dan ketiga dalam daftar paling dicari Amerika atas 55 warga Irak yang terlibat dalam pemerintahan Saddam Hussein