REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelebaran trotoar seperti yang terjadi di Jalan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta termasuk salah satu cara untuk mengurai kemacetan. Yakni dengan cara menjaga konsistensi lajur.
"Salah persepsi kalau kita membangun trotoar dengan menyempitkan jalan. Karena prinsip kita adalah konsistensi jalur. Dari arah Tugu Tani ada dua jalur sementara di Cikini ada tiga jalur akan kita buat jadi dua jalur," ungkap Hilman Gunung Mulia, anggota Tim Percepatan Kegiatan Strategis Daerah (TPKSD) dari Dinas Bina Marga yang ditemui ketika melakukan survei revitalisasi trotoar di Jalan Cikini pada Senin (22/7) siang.
Menurut Hilman, revitalisasi trotoar yang mengambil salah satu lajur jalan bisa membantu mencegah kemacetan akibat penyempitan lajur kendaraan yang terjadi di Cikini. Dia kemudian merujuk pada pelebaran trotoar yang sukses mengurangi macet akibat penyempitan lajur seperti yang terjadi di Mayestik, Jakarta Selatan dan jalan dekat Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Dulu Mayestik itu macet luar biasa, setelah konsistensi jalur semuanya berjalan. Sejak 2016 kita prioritaskan konsistensi lajur untuk mencegah bottleneck kendaraan," ungkapnya.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta melaksanakan revitalisasi trotoar sepanjang 10 kilometer di kawasan Cikini dan Kramat Raya yang berlangsung sejak Juni lalu. Rencananya revitalisasi itu akan selesai pada Desember tahun ini.
Revitalisasi trotoar di Jalan Cikini yang rencananya akan memperlebar lebar ruang pejalan kaki menjadi sekitar empat sampai dengan tujuh meter.