Senin 22 Jul 2019 16:00 WIB

Syekh Nurjati Petunjuk Awal Mula Kedatangan di Indonesia

Syekh Nurjati mengembangkan model pendidikan pesantren.

Santri pondok pesantren (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Santri pondok pesantren (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Syekh Nurjati sebagai ulama besar yang mampu mencetak murid-murid berkualitas tinggi, memang tak diragukan lagi. Namun tak hanya itu, kehadirannya juga telah menjadi petunjuk mengenai awal mula kedatangan Islam ke Indonesia, terutama di wilayah Cirebon.

Berdasarkan keterangan dalam buku-buku sejarah, selama ini diberitakan bahwa Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Informasi ini merujuk pada makam Fatimah binti Maimun yang ada di Gresik, Jawa Timur.

Baca Juga

Bahkan, orientalis asal Belanda, Snouck Hurgronje, juga mengklaim demikian. Dan hal itu kemudian ditulis dalam buku-buku sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang diajarkan kepada para siswa hingga sekarang ini. Benarkah keterangan tersebut?

Tentu perlu diuji kembali kebenarannya. Sebab, sudah banyak pihak yang sangat meragukan keterangan bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13 itu. Beberapa tokoh Muslim Indonesia menerangkan, sesungguhnya Islam telah ada di Indonesia sejak abad ke-7 Masehi.

Keterangan ini disampaikan oleh Buya Hamka, Alwi Shihab, Azyumardi Azra, dan beberapa cendekiawan Muslim lainnya. Mereka menjelaskan, agama Islam sudah berkembang, ketika pedagang dari Gujarat masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Jadi, jauh sebelum abad ke-13, Islam telah ada di Indonesia.

Guru besar ilmu sosiologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof DR H Abdullah Ali, menjelaskan, ada beberapa versi sejarah yang menyebutkan Islam telah datang ke Indonesia. Ada yang menyatakan abad ketujuh dan ke-13. Kedua-duanya benar, ujarnya.

Mengapa demikian? Untuk versi abad ketujuh, jelas Abdullah Ali, Islam memang telah masuk ke Indonesia. Hal itu ditandai dengan ditemukannya makam penganut Islam maupun tradisi-tradisi Islam seperti penggunaan sarung pada kaum laki-laki. Pasalnya, pada masa Hindu dan Buddha, kaum laki-laki biasa menggunakan celana komprang yang hanya memiliki panjang sebatas lutut.

Bukti lain keberadaan Islam sebelum abad ke-13 adalah adanya tradisi pesantren yang dikembangkan Syekh Nurjati maupun Syekh Quro. Kala itu, Syekh Nurjati maupun Syekh Quro mengembangkan model pendidikan seperti halnya di pesantren kepada murid-muridnya.

Ditambah lagi dengan adanya temuan harta karun yang diangkat dari perairan Cirebon. Harta karun dengan berbagai jenis, di antaranya koin kuno, mangkok, piring, guci, kepingan emas, perak, dan batu-batu mulia itu diperkirakan berasal dari Cina maupun negeri-negeri Islam di Timur Tengah.

Abdullah menambahkan, untuk versi yang menyebutkan Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke-13, ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam. Itu berarti, masuknya Islam ke nusantara baru dicatat setelah Islam muncul sebagai kekuatan politik maupun pemerintahan.

Jadi, sebelum abad ke-13, Islam memang telah datang. Namun, belum berkuasa. Sedangkan ketika masuk pada abad ke-13, agama Islam masuk dengan persoalan politik yang sudah demikian kuat,’’ terangnya.

Bukti lainnya bahwa Islam sudah ada sebelum abad ke-13 adalah ketika Mahapatih Majapahit, Gajah Mada, bermaksud menaklukkan seluruh wilayah nusantara. Konon, ketika sampai di suatu wilayah di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), di sana ada sebuah wilayah yang penduduknya beragama Islam.

Sebelum menyerbu wilayah tersebut, Gajah Mada berusaha menyamar untuk mengetahui kondisi daerah itu. Namun, penyamarannya diketahui oleh pimpinan agama Islam di wilayah tersebut. Ketika itu, pemimpin agama tersebut menyampaikan bahwa Gajah Mada tidak akan mampu menaklukkan wilayah tersebut kendati dengan mengerahkan seluruh kekuatan prajurit Majapahit. Mengapa? Karena penduduk wilayah tersebut memeluk agama Islam yang sangat fanatik, dan mereka siap mengorbankan jiwa dan raganya, demi mempertahankan akidah dan agama Islam.

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement