Senin 22 Jul 2019 15:50 WIB

120 Hektare Lahan di Kabupaten Bandung Alami Kekeringan

Sebanyak empat hektare dari 120 hektare lahan mengalami kekeringan berat.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Cabai rawit yang sudah siap panen mengering akibat kekeringan di sebuah ladang cabai rawit, di Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (11/7).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Cabai rawit yang sudah siap panen mengering akibat kekeringan di sebuah ladang cabai rawit, di Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung mengungkapkan musim kemarau berdampak kepada 120 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan. Sebanyak 89 hektare mengalami kekeringan ringan, 27 hektare kekeringan sedang dan 4 hektare kekeringan berat.

"Kekeringan berat 4 hektare itu ada di Ciparay dan Baleendah. Tujuhpuluh hektare bisa tertangani dengan melakukan pompanisasi," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran kepada wartawan di Soreang, Senin (22/7).

Baca Juga

Disamping itu, ia mengungkapkan sebanyak 990 hektare lahan pertanian berusia 1 hari yang tersebar di 31 kecamatan terancam mengalami kekeringan. Namun begitu masih terdapat petani yang tetap menanam padi meski musim kemarau.

"Di Rancaekek sekarang baru nanam karena melihat air dari pompanisasi tersedia. Tapi kalau Agustus sumber air kering dan air hujan belum ada bisa terkena kekeringan. Petani bilang keberuntungan," katanya.

Menurutnya, total lahan pertanian di Kabupaten Bandung yang ada mencapai 7.937 hektare. Sedangkan lahan perkebunan yang mengalami kekeringan relatif sedikit. Sebab di lahan tersebut pemilik pasti tidak akan berspekulasi ketika tidak punya ceboran air.

Terkait dengan harga komoditas cabai yang tinggi, dirinya mengatakan jika harga menjadi mahal disebabkan musim kemarau dan luas area pertanian yang berkurang. Selain itu, mayoritas pertanian tidak optimal mendapatkan air sehingga kualitas berkurang.

"Sayuran hampir semua naik harga. Karena kemarau dan luas area berkurang," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement