REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kondisi persampahan di Provinsi Lampung termasuk Kota Bandar Lampung semakin parah. Sepanjang wilayah pesisir Teluk Lampung saat ini sudah dikotori dengan sampah. Sampah berasal dari masyarakat Lampung yang produksinya mencapai 7.200 ton per hari.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemprov Lampung Lampung Irwan Sihar Marpaung mengatakan, produksi sampah yang dihasilkan masyarakat Lampung sudah tahap akut, sehingga menganggu kualitas lingkungan hidup di Lampung. Untuk itu, Pemprov Lampung akan menyusun rencana akademik dan raperda tentang pengelolaan sampah.
“Produksi sampah lebih dari 7.200 ton per hari dari jumlah penduduk sebanyak sembilan juta jiwa. Sebanyak 3,5 persen sampah dibuang ke sungai dan bermuara di laut,” kata Irwan S Marpaung di Bandar Lampung, Senin (22/7).
Menurut dia, gubernur Lampung berkomitmen untuk menuntaskan masalah persampahan d Lmapung yang semakin tidak terkendali selama ini. Pemprov Lampung akan memperkuat regulasi untuk mengatasi isu lingkungan, agar langkah dan tindakan yang diambil dalam pengelolaan sampah menjadi tepat sasaran.
Pemprov Lampung menggandeng perguruan tinggi untuk melakukan kajian dalam penanganan dan pengelolaan sampah yang ada di kawasan pesisir Teluk Lampung. Selain itu, juga bersama para ahli menanggulangani pencemaran laut sebagai dampak limbah sampah domestik yang mengalir dari sungai ke muara laut.
Semakin tidak terbendungnya sampah yang berasal dari limbah rumah tangga dan industri, membuat kualitas air sungai tercemar dan mnurun. Selain itu, perairan Telu Lampung sudah mengalami degradasi pesisir dan rusaknya habitat mangrove, rusaknya terumbu karang, dan sedimentasi aliran sungai.
Irwan berharap sinegitas Organisasi Perangkat Daerah dengan stake holder lainnya untuk mengatasi permasalahan sampah di Lampung dan juga kawasan pesisir Teluk Lampung.
Kondisi sampah di sepanjang pesisir Teluk Lampung pernah dikeluhkan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat kunjungan kerja ke Kota Bandar Lampung menggunakan helikopter pada 19 Oktober 2017. Ia melihat langsung dari helikopter kondisi perairan dan pesisir Teluk Lampung sudah bertaburan sampah.
Pemantauan Republika.co.id, sepanjang pesisir Teluk Lampung menjadi incaran tebaran sampah. Sampah-sampah plastik atau anorganik tersbeut berasal dari limbah rumah tangga dan juga dari kapal-kapal besar yang hanyut dibawa gelombang laut, hingga menepi di pantai Teluk Lampung. Selain itu, sampah-sampah yang bertebaran tersebut berasal juga dari kunjungan wisatawan ke tempat-tempat wisata laut, pantai, dan pulau, sehingga menambah banyaknya tebaran sampah.