Senin 22 Jul 2019 20:51 WIB

Pertamina Kerahkan Upaya Minimalisasi Dampak Tumpahan Minyak

Pertamina melibatkan perusahaan AS untuk menangani kasus tumpahan minyak.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Response Tim PHE ONWJ bersama puluhan warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari.
Foto: pertamina
Response Tim PHE ONWJ bersama puluhan warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menyatakan masih terus melakukan upaya maksimal dalam penanganan dampak paska munculnya gelembung gas di sumur migas lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). 

Penanganan tersebut turut dilakukan dengan melibatkan  perusahaan asal Amerika Serikat, Boot & Coots yang telah memiliki keahlian dalam menangani kasus tumpahan minyak.

Baca Juga

Sementara  itu, untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina Group telah memobilisasi 27 kapal dan 12 set Oil Boom.

Adapun untuk menjaga agar tidak ada aktifitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ  bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli.

Seluruh upaya tersebut, kata dia, sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantau tersebut baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup.

“Prioritas utama adalah memastikan keselamatan tim dan masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman dalam keterangannya diterima Republika.co.id, Senin (22/7) malam.

Fajriyah menjelaskan,  Pertamina dan PHE ONWJ  terus melakukan komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan  SKK Migas, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, Pemerintah Daerah, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, TNI dan Kepolisian, Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, KKP, Pushidros AL, KKKS serta berbagai instansi terkait lainnya.

Sebelumnya, Pertamina menyatakan bahwa dari sejak awal peristiwa, perseroan telah  menjalankan emergency response sehingga semua pekerja yang berada di anjungan tersebut langsung dievakuasi.

Di waktu yang sama, Pertamina mengklaim telah melakukan isolasi dan pengamanan area sekitar anjungan dengan kapal patroli untuk mencegah nelayan dan masyarakat mendekat.

Selain penanganan operasi, Pertamina melalui Emergency Response Tim PHE ONWJ selama 24 jam melakukan langkah penyelamatan lingkungan dari oil spill dengan pengerahan sekitar 27 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.

"Bahkan bersama dengan warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari. Pertamina terus memantau perkembangannya dan melakukan tindakan penyelamatan lingkungan sesuai dengan kondisi di lapangan," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement