REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan tercatat empat kali mengadakan kunjungan kerja ke luar negeri selama 2019. Hal itu diungkapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI usai Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyoroti kunjungan luar negeri yang dilakukan kepala daerah.
Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDHKLN) Pemprov DKI Jakarta Mawardi memaparkan, dua kunjungan diantaranya menggunakan APBD sebagai bentuk perjalanan dinas. Sementara satu kunjungan menggunakan dana pribadi dan satu lainnya menggunakan dana penyelenggara.
Anies pertama kali izin ke luar negeri saat menjenguk almarhum Ani Yudhoyono yang saat itu dirawat di National University Hospital (NUH) Singapura. "Saat menjenguk itu semua perjalanan Gubernur menggunakan dana pribadi dan tanpa APBD. Beliau tidak bermalam, berangkat pagi dan sore sudah pulang ke Jakarta," ujar Mawardi dalam siaran pers, Senin (22/7) malam.
Kemudian, pada 3 Mei, Anies menjadi keynote speaker The Pyramid’s Annual Post-AGM Gala Dinner yang dilaksanakan di Singapura dihadapan pemimpin Singapura, tokoh akademisi, pebisnis, para menteri anggota kabinet, termasuk mantan Perdana Menteri. Acara itu merupakan undangan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.
Mawardi menyebut, seluruh transportasi dan akomodasi tersebut ditanggung oleh pihak penyelenggara. Selain itu, izin kunjungan ke luar negeri sudah diajukan ke Kemendagri.
"Kami mengajukan permohonan izinnya pada 21 Maret dan dibalas oleh Mendagri pada 5 April,” kata dia.
Sementara itu, perjalanan dinas Anies yang pertama yaitu menghadiri pertemuan Urban 20 (U20) Mayors Summit Agenda di Tokyo, Jepang pada 20-21 Mei. Anies sekaligus menjadi pembicara mengenai perubahan iklim. Anies disebut menjadi satu-satunya gubernur yang diundang berbicara dalam tiga forum yang berbeda.
Anies juga memberikan paparan khusus tentang Jakarta di Sasakawa Foundation dan pertemuan bilateral dengan Gubernur Tokyo untuk memperingati Hubungan Persahabatan Kota Ke-30 antara Tokyo dan Jakarta yang telah terjalin sejak tahun 1989. Mawardi menambahkan, untuk perjalanan ke Tokyo, Pemprov sudah mengajukan surat permohonan izin kepada Mendagri sejak bulan Januari 2019.
Perjalanan dinas Anies yang kedua ke Medellin, Kolombia dan Amerika Serikat pada 8-17 Juli lalu. Kegiatan Anies menjadi pembicara pada pertemuan pemimpin kota sedunia The World Cities Summit Mayors Forum 2019, pembicara pada pertemuan USINDO Open Forum, dan bernegoisasi dengan Formula E.
"Hasilnya, Jakarta bisa menjadi tuan rumah Formula E pada 2020. Berdasar pada assessment ekonomi yang dihitung, Jakarta diperkirakan mendapatkan keuntungan sekitar Rp 1,2 triliun ketika menjadi tuan rumah Formula E," tutur Mawardi.
Ia melanjutkan, pada keberangkatan ke Kolombia dan Amerika tersebut, Pemprov juga sudah mengajukan surat kepada Mendagri pada 28 Mei. Ia mengaku, semua kunjungan ke luar negeri sudah berdasar pada persetujuan dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
"Sesuai aturan, minimal 10 hari sebelum keberangkatan sudah mengajukan surat permohonan kepada Mendagri. Kami selalu beberapa minggu sebelumnya. Bahkan ada yang beberapa bulan sebelumnya. Dan selalu mendapatkan izin dari Mendagri," kata dia menambahkan.