REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Eropa bersama dengan Cina dan Rusia bekerja sama untuk proyek sebuah stasiun penelitian ilmiah di Bulan. Wakil direktur Tata Laksana Luar Angkasa Nasional Cina (CNSA) Wu Yanhua mengatakan, otoritas ruang angkasa Eropa dan Rusia telah sepakat untuk bersama-sama mengeksplorasi rencana membangun stasiun penelitian ilmiah di Bulan.
Berita tersebut muncul pada hari yang sama ketika India mengumumkan peluncuran misi bulan kedua, Chandrayaan-2 untuk mengeksplorasi dan melakukan studi di wilayah kutub selatan Bulan. Pendaratan pesawat ruang angkasa India diperkirakan pada pekan pertama September.
"Eksplorasi bersama akan fokus pada tujuan ilmiah stasiun, serta diskusi yang berhubungan dengan sistem atau misi," kata Wu seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (23/7).
Berbicara pada konferensi internasional tentang eksplorasi Bulan dan ruang angkasa di kota Zhuhai, China selatan, Provinsi Guangdong, Wu mengatakan, bahwa ketiga mitra negara akan bersama-sama merencanakan dan merancang stasiun, serta mengoordinasikan implementasi rencana bersama. "Sehingga pada akhirnya berbagi hasil ilmiah," Wu menambahkan.
Rencana tersebut juga dibuat setelah wahana antariksa Hayabusa-2 Jepang berhasil menyentuh asteroid di ruang angkasa pekan lalu. Misi tersebut diyakini telah mengumpulkan sampel bawah permukaan asteroid yang pertama. Diharapkan, misi tersebut kembali ke Bumi pada musim dingin 2020.
Pejabat luar angkasa Cina lainnya mengatakan, rencana pembangunan stasiun bersama ketiga negara diharapkan akan selesai setelah dua hingga tiga tahun pembahasan oleh tim ilmuwan internasional. "Komite koordinasi antarpemerintah di stasiun penelitian Bulan akan dibentuk," kata Wakil Direktur Pusat Program Eksplorasi dan Antariksa Lunar di CNSA Pei Zhaoyu.