REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli sejak 1984 lalu. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, hari anak nasional menjadi peringatan setiap orang untuk lebih peduli kepada anak-anak.

"Kenapa ada hari anak nasional ini? Itu untuk memperingati bagi kita. Itu peringatan bagi kita untuk peduli pada anak," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).

Ia mengajak masyarakat untuk lebih peduli ke setiap anak yang ditemui apabila mereka membutuhkan perhatian. Anies mencontohkan, jika ada anak main di pinggir jalan raya atau tepi sungai, maka anggap itu anak sendiri untuk menyapa dan memberi nasihat agar berhati-hati.

Orang yang tak peduli, kata Anies, jika melihat anak-anak dalam keadaan bahaya maka tidak akan mengacuhkannya. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat menganggap anak-anak sebagai anak sendiri, adik sendiri, atau keluarganya sendiri.

"Mari peduli pada semua anak, anggap setiap anak itu adik kita, anak kita sendiri lalu ktlita ikut bertanggung jawab atas kelangsungan mereka," kata Anies.

Kendati demikian, lanjut Anies, tak ada acara khusus yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam merayakan hari anak nasional. Di sisi lain, ia mengucap syukur karena telah menerima penghargaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada Jumat lalu.

DKI Jakarta dianugerahu sebagai provinsi ramah anak. Untuk itu, Anies berkomitmen akan serius terkait program-program yang berkenaan dengan anak dan keluarga. Ia menggarisbawahu bahwa keluarga harus menjadi tempat pendidikan utama bagi anak-anak.

Anies pun akan mendorong kota-kota di Jakarta agar ramah anak. "Kota kita perlu dorong. Dan Alhamdulilah DKI kemarin mendapatkan anugrah provinsi ramah anak Insyaallah ke depan program-program terkait dengan anak-anak kita akan tingkatkan terus," tutur Anies.

Ikuti Whatsapp Channel Republika