REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tim basket putra Indonesia harus puas meraih medali perak pada ajang ASEAN Schools Games (ASG) 2019. Tim asuhan Rifky Antolyon ini tak mampu membendung laju Filipina pada laga puncak yang berlangsung Selasa (23/7) di GOR Sahabat Semarang. Filipina menang telak 100-51 atas Indonesia.
Meski mendapat dukungan penuh dari penonton, tim Merah-Putih sulit mengimbangi permainan Filipina. Kuarter pertama Filipina langsung melesat 9-0 berkat tiga tembakan tiga angka secara beruntun. Bahkan di kuarter ini Filipina melesakkan 10 tembakan tiga angka dari 15 kali percobaan yang membuat mereka memimpin jauh 39-14.
Memasuki kuarter kedua Filipina masih tetap dominan. Walaupun tidak seproduktif kuarter satu, namun pertahanan rapat Filipina bertahan dengan baik untuk tidak kemasukan banyak angka. Bahkan, Indonesia hampir lima menit tak mampu mencetak angka. Filipina pun mengakhiri kuarter ini dengan keunggulan 60-19.
Pertengahan kuarter tiga Filipina mulai memainkan pemain cadangannya. Lima pemain sekaligus mereka ganti. Hal ini dimanfaatkan pemain Indonesia menambah angka walaupun akhir kuarter tiga tetap tertinggal jauh 29-82.
Awal kuarter empat Indonesia langsung mencetak lima angka, diawali dengan tembakan tiga angka. Namun tetap sulit mengejar defisit angka yang sangat jauh. Indonesia pun menyerah 51-100, sekaligus harus puas dengan medali perak.
Shooting guard Filipina Terence John Fortea mencetak 32 angka, termasuk 10 kali tembakan tiga angka dari 15 percobaan. Padahal ia hanya bermain selama 23 menit. Sementara pencetak skor terbanyak dari Indonesia dibuat Daryl Sebastian dengan 15 angka termasuk tiga kali tripoin dari sepuluh percobaan.
Usai laga pelatih Rifky mengakui perbedaan kekuatan kedua tim. "Level kita memang di bawah mereka jauh. Namun bukan berarti kita siap menerima kekalahan," kata dia menegaskan.
Menurut Rifky, sisi mental jadi masalah Indonesia. Menurut dia, sejumlah pemainnya mengidolakan pemain Filipina. Akan tetapi, ini seharusnya tak menghalangi para pemain untuk tampil lepas dan berani bertarung. "Tadi kita lihat hanya di kuarter tiga dan empat saja pemain bermain lepas. Awalnya banyak takut salah. Satu babak saja hanya 19 angka, babak kedua lumayan bisa mencetak 32 angka," kata dia.
Ketua PP Perbasi Danny Kosasih yang menyaksikan langsung laga final menilai medali perak sudah maksimal. "Persiapan hanya dua pekan, saya rasa hasil cukup maksimal," kata dia.
Di basket putri Indonesia berhasil meraih medali perunggu. Tim asuhan Tjetjep Firmansyah mengalahkan Malaysia dengan skor 72-51 dalam perebutan tempat ketiga.