REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Yudi Latief menyatakan pandangan marhaenisme semakin terpinggirkan akibat masyarakat selalu mengasumsikannya sebagai paham komunis. Padahal marhaenisme, menurut dia, merupakan paham dari sosialisme yang elemennya berpihak kepada keadilan sosial.
"Seringkali kita ini tidak bisa membedakan antara sosialisme dan komunisme, seolah-olah sosialis itu pasti komunis, padahal tidak begitu," kata Yudi Latief, di Jakarta, Selasa (23/7).
Marhaenisme, sosialisme, menurut dia, sebenarnya merupakan dasar dari cara berpikir Pancasila yang memperjuangkan masyarakat terbebas dari ketidakadilan dan kesenjangan, dan bukanlah seperti yang diinterpretasikan seperti selama ini sebagai komunisme. "Padahal sudah dijelaskan oleh Bung Karno, "Saya tidak akan menjadi seorang komunis, pertama saya percaya demokrasi kedua saya percaya pada ketuhanan," kata dia lagi.
Untuk menjernihkan kembali soal marhaenisme itu, menurut dia, perlu usaha yang besar dalam memberikan literasi komprehensif kepada masyarakat dalam berbagai aspek edukasi. "Satu hal lagi, menurut saya yang perlu dikawinkan ini bukan hanya religius dengan Pancasila saja dan menjadi nasionalis religius, tetapi juga dengan sosialitasnya," ujar Yudi.