REPUBLIKA.CO.ID, STAVANGER – Dewan Gabungan Muslim Norwegia meminta pemerintah setempat mencopot piringan penghargaan yang dibuat untuk menghormati pemenang Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus. Piringan bertuliskan nama ‘Muhammad’ itu terpasang di jalanan kota Stavanger.
Permintaan itu menyusul penerima penghargaan memiliki bagian nama yang sama dengan Nabi Muhammad SAW, sehingga menginjak-injak nama itu menjadi hal yang dianggap tak hormat.
Dilansir dari Sputnik news pada Selasa (23/7), piringan perunggu tersebut dibuat untuk menghormati Muhammad Yunus. Pemenang Nobel Perdamaian 2006 atas karyanya merintis pinjaman kredit mikro. Piringan serupa terdapat di Stavanger untuk menghormati pemenang Nobel Perdamaian lainnya seperti Desmond Tutu, Dalai Lama hingga Al Gore.
“Di sini (piringan) terletak di tanah, orang-orang menginjaknya dan tak ada yang melihat apa itu,” kata juru bicara Dewan Gabungan Muslim, Summer Ejaz.
Dia mengatakan Muhammad merupakan nama yang terhormat. Kritik dari Muslim pun terus berdatangan dalam beberapa tahun terakhir yang mendesak agar piringan itu diangkat dari tanah dan mengangkatnya ke atas.
“Stavanger adalah kota yang beragam dengan penduduk yang berasal dari 200 negara yang berbeda. Karena itu penting bagi pemerintah kota melindungi perasaan populasi minoritas dalam hal ini. Itu ada hubungannya dengan kesejahteraan dan kesehatan mental warga, ”jelas Ejaz.
Sementara itu Wakil Wali Kota Stavanger, Bjorg Tysdal Moe, mengatakan dirinya memahami keresahan umat Islam. Dia terbuka untuk mengakomodasi tuntutan mereka.
“Ketika kaum Muslim merespons, saya menganggapnya serius. Dan karena karya seni ini telah ada di sana sejak 2012, penting bagi kita untuk berdialog tentang hal ini, ”kata Moe yang berasal dari Partai Demokrat Kristen ini.
Sikap tersebut berbanding terbalik dengan Partai Progress Sayap Kanan yang skeptis akan tuntutan dari umat Muslim Norwegia. Bahkan menyarankan agar piringan itu tetap dipertahankan.
Sekjen Dewan untuk Komunitas Keagamaan Norwegia, Ingrid Rosendorf Joys, merasa aneh karena sebuah penghargaan bagi pemenang nobel perdamaian justru dipandang lain sebagai penghinaan terhadap nabi.
Di lain sisi, warga Ateis Norwegia juga mengomentari terkait piringan tersebut. “Apa yang telah dilakukan Nabi Muhammad agar pantas dihormati?” katanya.
Muhammad Yunus pun berkomentar terkait hal itu. Dia mendukung dan memahami perasaan umat Muslim yang menuntut agar piringan itu segera diangkat dari tanah. “Saya sepenuhnya bisa memahami perasaan mereka. Agar mereka tak menganggap sebagai tindakan ofensif, saya yakin piringan itu harus diangkat dari tanah,” katanya.
Muhammad Yunus yang berusia 79 tahun adalah seorang wirausahawan sosial, bankir, ekonom, dan tokoh di Bangladesh yang dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian karena mendirikan Grameen Bank dan memelopori konsep kredit mikro dan keuangan mikro, yaitu pinjaman yang diberikan kepada pengusaha yang terlalu miskin untuk memenuhi syarat untuk pinjaman bank konvensional.