REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Tetap Suriah untuk PBB Bashar Al-Jaafari pada Selasa (23/7) mengatakan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel, adalah bagian utuh Suriah dan hak. Ia menambahkan pembebasan Golan dan pemulihannya dari penguasa pendudukan Israel, melalui segala cara yang dijamin oleh hukum internasional, adalah prioritas buat Suriah.
"Pendudukan berlanjut Israel atas tanah Arab merupakan tantangan paling berbahaya buat krebilitas dan prestise konvensi serta ketentuan di dalam hukum internasional," kata Al-Jaafari dalam satu sidang Dewan Keamanan PBB mengenai kondisi di Timur Tengah, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Suriah, SANA.
Ia menambahkan sebagian negara mengeksploitasi kegagalan Dewan Keamanan dalam menegakkan resolusinya terkait dengan diakhirinya pendudukan Israel. Dia mengatakan pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai Yerusalem dan Dataran Tinggi Golan menutup mata terhadap resolusi terkait PBB, terutama No. 497 pada 1981, yang menganggap tindakan Israel di Golan tidak sah dan batal.
Al-Jaafari menambahkan penguasa pendudukan Israel masih melancarkan serangan terhadap Suriah untuk memberi dukungan buat organisasi pelaku teror. Kejadian terbaru mengakibatkan gugurnya empat warga sipil, di antaranya satu bayi dan melukai 21 orang yang kebanyakan perempuan dan anak. "Selain itu, tindakan Israel menjarah harta warga di Golan untuk memperluas permukiman, semuanya adalah perbuatan yang sangat berbahaya," kata Al-Jaafari.