REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Arkeolog sekaligus Ketua Unit Candi Prambanan Manggar Sari Ayu Wati mengatakan candi-candi yang berada di kawasan kompleks Prambanan, Yogyakarta, mencerminkan nilai-nilai toleransi yang sudah dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia sejak dulu. Kawasan kompleks Candi Prambanan yang telah dikukuhkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO itu terdiri dari lima candi yaitu Candi Prambanan, Lumbung, Sewu Brubah dan Gana, kata Manggar Sari Ayu Wati di Yogyakarta, Rabu (24/7).
"Dari lima candi itu, Candi Prambanan adalah candi Hindu, sementara empat lainnya adalah candi Buddha," kata Manggar saat ditemui di Candi Prambanan.
Ia mengatakan keberagaman agama sangat dijunjung tinggi pada saat itu, Candi Prambanan yang menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia berdiri berdampingan dengan candi-candi Buddha. "Pada masyarakat hidup tanpa bentrokan sama, saling menghargai sehingga di Jawa Timur muncullah Bineka Tunggal Ika yang itu berakar dari Jawa Tengah sini," kata dia.
Selain itu, raja yang membangun Candi Prambanan, Rakai Pikatan memiliki istri beragama Buddha, yaitu Pramodhawardani. Rakai Pikatan juga membantu istrinya untuk membangun tempat peribadatan bagi warga Buddha yaitu Candi Plaosan.
Dia mengatakan Candi Prambanan diperkirakan menjadi pusat beradaban saat abad ke-9. "Jadi memang kawasan Prambanan menjadi pusat peradaban masa lalu. Karena banyak dibangun candi Hindu-Buddha yang berdiri di sekitarnya dengan rentang waktu yang tidak terlalu jauh," kata dia.