Rabu 24 Jul 2019 16:52 WIB

Produk Pertanian dan Peternakan di Pasar Benhil Aman

Ada satu sampel daging yang tak segar dan seekor ikan berformalin di Pasar Benhil.

Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) mengumumkan, produk pertanian dan peternakan di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta aman dikonsumsi. Walaupun demikian, Pengawas Mutu Hasil Pertanian Dinas KPKP Jakarta, Sulbiantoro, mengatakan pihaknya menemukan satu sampel daging sapi dalam kondisi rusak.

Ia menjelaskan kondisi daging itu tak lagi segar. Itu artinya, daging tersebut kurang layak untuk dijual.

Baca Juga

"Kami telah melakukan pembinaan ke pedagang. Intinya, menginformasikan ke mereka kalau dagingnya sudah mulai busuk tak lagi segar sehingga tak boleh dijual," kata Sulbiantoro saat ditemui di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu.

Selanjutnya, Sulbiantoro mengumumkan 182 sampel sayur-mayur dan buah-buahan yang diperiksa tak mengandung zat berbahaya. Kandungan yang diperiksa untuk produk pertanian, umumnya residu pestisida.

"Khusus untuk apel dan anggur kami juga memeriksa residu formalin," kata analis laboratorium Dinas KPKP DKI Jakarta, Irmayanti saat ditemui di mobil lab keliling.

Irmayanti menjelaskan, pestisida cukup umum ditemukan di produk pertanian, tetapi kadarnya tak boleh melampaui ambang batas aman yang ditetapkan. Besaran batas aman pestisida, menurut Irmayanti, bervariasi tergantung dari jenis sayur mayur dan buah-buahan yang diuji.

Umumnya, kadar pestisida tak boleh melewati satu miligram per kilogram (mg/kg). Sementara itu, untuk formalin, Irmayanti menjelaskan, kadarnya harus nol/nihil karena zat tersebut berbahaya dan dilarang untuk jadi bahan pengawet makanan.

Dalam pemeriksaan di Pasar Benhil, Rabu, Dinas KPKP DKI Jakarta bersama Suku Dinas KPKP Jakarta Pusat memeriksa 41 sampel produk peternakan, 90 sampel perikanan, dan 182 sampel pertanian. Hasil pemeriksaan keseluruhan, Sulbiantoro mengatakan, hanya ada satu daging rusak dan satu sampel ikan berformalin.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement