Kamis 25 Jul 2019 07:40 WIB

Cara Andien Ajarkan Perbedaan Sosial Pada Anak

Anak Andien dibiasakan terlibat dalam kegiatan yang pesertanya heterogen.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi Andien Aisyah
Foto: Republika/Dwina Agustin
Penyanyi Andien Aisyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Penyanyi Andien Aisyah memiliki cara tersendiri untuk mengajarkan anaknya, Anaku Askara Biru, untuk menghadapi perbedaan dalam lingkungan sosialnya. Salah satu contohnya, anak Andien yang akrab disapa Kawa, diikutkan dalam kelompok bermain yang sangat inklusif sejak usia tiga bulan.

"Kelompok bermainnya lintas agama. Bermacam-macam, jadi teman-temannya yang autis, Down syndrome dan mikrosefali. Dia sangat terbiasa untk berinteraksi dengan anak-anak yang berbeda, tetapi punya satu kesamaan, sama-sama senang bermain," ujar Andien dalam acara konferensi pers Soulcial Fest di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, Andien berusaha melibatkan Kawa dalam kegiatan-kegiatan sosial, meskipun kelihatannya belum mengerti. Namun, perempuan berusia 33 tahun ini yakin itu akan menjadi sebuah kebiasaan.

"Dengan terus konsisten untuk melibatkan dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, nilainya pasti akan meresap hati yang paling dalam," katanya.

Pendidik Najeela Shihab yang turut hadir dalam acara konferensi pers mengatakan contoh yang sudah diajarkan Andien sangat baik secara personal. Ia sebagai pendidik, menyarankan adanya keteladanan dilakukan sejak dini secara konsisten.

Najeela mengingatkan jangan sampai orang tua ingin bicara tentang agama yang penuh cinta, namun yang dilakukan justru memarahi anak-anak soal pahala dan neraka, serta lupa mengenalkan Tuhan sebetulnya penuh cinta dan pemaaf. Lalu, didukung dengan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan anak.

"Kalau dia tumbuh di dunia yang penuh kebencian, ekosistem memiliki nilai yang berbeda dengan apa yang ingin kita tumbuhkan sebagai orang tua, sebagai guru di sekolah maka tantangannya menjadi sangat besar," ujar Najeela.

Ia mengatakan, hal tersebut bukan berarti tidak mungkin berhasil. Tetapi jika ingin membuat suatu perubahan, orang tua harus berpikir pengasuhan anak bukan cuma tentang apa yang terjadi di rumah.

"Pengasuhan itu urusan bersama, tentang apa yang terjadi pada kelompok bermainnya, tetangganya, dan teman sekolahnya. Apapun yang terjadi pada dia akan mempengaruhi masyarakat dan sebagainya," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement