REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pabrikan otomotif terbesar asal Korea Selatan, Hyundai Motors Group, berencana membangun sentra industrinya di Indonesia. Lokasi pabrik direncanakan akan dibangun di kawasan 'Bekapur' (Bekasi-Karawang-Purwakarta) dan Subang, Jawa Barat. Executive Vice Chairman Hyundai Motors Group, Euisun Chung, menyebutkan bahwa fokus mereka di Indonesia adalah produksi mobil ramah lingkungan, termasuk mobil listrik.
Usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Kamis (25/7) pagi, pihak Hyundai menyampaikan untuk segera memastikan seluruh tahapan perencanaan investasi bisa dilakukan. Masuknya Hyundai ke Indonesia, ujar Chung, lantaran perusahaan melihat adanya komitmen pemerintah Indonesia dalam menyambut industri otomotif 4.0.
Hyundai pun berencana memasarkan mobil listrik produksi Indonesia ke ceruk pasar dunia. Target ekspor Hyundai dipasang di angka 70 persen dari total kapasitas produksi nanti.
"Mengekspor ke wilayah Indonesia sekitar 40 persen, setelah itu akan ditingkatkan (bertahap) ke 70 persen," kata Chung.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memberikan kemudahan fiskal bagi investor besar seperti Hyundai. Sejumlah insentif yang akan didapat Hyundai adalah tax holiday dan keringanan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).
Sri menyebutkan, dirinya akan segera menyusun Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait insentif fiskal yang diberikan, menyusul Peraturan Presiden (Perpres) Mobil Listrik yang akan segera terbit.
"Harapannya Indonesia bisa sebagai pusat produksi, tak hanya untuk dalam negeri, tapi center untuk ekspor," kata Sri.