Kamis 25 Jul 2019 15:15 WIB

Pemerintah Rumuskan Langkah Atasi Dampak Kekeringan

Pembangunan infrastruktur digencarkan dan memaksimalkan dampaknya atasi kekeringan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kanan) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) dan Menteri Perekonomian Darmin Nasution (kanan) memberikan penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2018 Provinsi Terbaik 2018 kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) saat Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2019 di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kanan) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) dan Menteri Perekonomian Darmin Nasution (kanan) memberikan penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2018 Provinsi Terbaik 2018 kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) saat Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2019 di Jakarta, Kamis (25/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan, pemerintah terus mengikuti perkembangan kekeringan di sejumlah daerah dan dampaknya terhadap perekonomian, termasuk inflasi. Ia menyadari, kekeringan ini patut menjadi perhatian nasional, sehingga pemerintah akan rutin melakukan kontrol dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi. 

Hanya saja, Darmin menambahkan, rumusan langkah mengatasi kekeringan baru dapat dibuat pada Agustus. Sebab, bulan tersebut merupakan masa panen raya yang pasti memberikan gambaran efek dari kekeringan saat ini. Seberapa besar dampaknya akan dijadikan sebagai landasan rumusan.

Baca Juga

"Kita menunggu, apakah ada perkembangan terjadi lebih baik atau buruk," katanya dalam konferensi pers usai Rakornas Pengendalian Inflasi 2019 di Jakarta, Kamis (25/7). 

Terkait inflasi, Darmin mengatakan, pemerintah menilai bahwa inflasi masih dapat dikendalikan dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang 2019, ia memprediksi tingkat inflasi masih dapat berada di kisaran 3,5 persen dengan deviasi satu persen. Ke depan, targetnya diprediksi dapat bergerak turun hingga tiga persen dengan deviasi satu persen. 

Darmin memastikan, pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong inflasi berada di kisaran target. Di antaranya dengan membangun infrastruktur dan memaksimalkan dampaknya. Misal, menambah jalan kabupaten sebagai penghubung jalan provinsi yang kini mulai dibangun. "Dampaknya jadi semakin besar," tuturnya. 

Darmin menuturkan, dampak positif dari kestabilan inflasi ini telah didorong melalui kebijakan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI). Menurutnya, produsen dan konsumen akan semakin percaya diri mengingat perubahan harga tidak terjadi dalam waktu singkat atau masih dalam kurun waktu yang ditolerir. Sebab, apabila harga berubah kapan saja berarti menggambarkan situasi yang tidak tentram bagi para pemain ekonomi. 

Sementara itu, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, menekankan, pemerintah bersama Bank Indonesia akan konsisten melanjutkan upaya pengendalian inflasi. Tujuannya, menjaga daya beli masyarakat dan mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pengendalian inflasi dilakukan dengan memperkuat sinergi kebijakan, meningkatkan ketersediaan pasokan, dan menjaga kelancaran distribusi pangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement