REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas melakukan pertemuan dengan Raja Yordania Abdulla II di Amman, Rabu (24/7). Mereka membahas sejumlah isu, antara lain tentang status Yerusalem dan pembongkaran permukiman Palestina di Sur Baher oleh Israel.
Abbas mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Raja Abdullah II datang dalam kerangka hubungan persaudaraan dan konsultasi tentang berbagai masalah. Hal itu terutama terkait sulitnya perjuangan yang dihadapi Palestina serta agresi Israel di Yerusalem dan sekitarnya.
Pada pertemuan itu, Raja Abdullah II menekankan perlunya mempertahankan status hukum dan historis Yerusalem. Terkait hal itu, Yordania, kata dia, terus memainkan peran religiusnya dalam melindungi situs-situs suci Islam dan Kristen di kota tersebut.
Menurut Raja Abdullah II, upaya internasional untuk mewujudkan perdamaian abadi antara Israel dan Palestina perlu diintensifkan. Dalam hal ini, dia menegaskan kembali dukungannya terhadap Palestina untuk menjadi negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan bahwa Abbas telah menyerukan pertemuan mendesak para pejabat Otoritas Palestina di Ramallah pada Kamis (25/7) malam.
“Mengingat tantangan besar yang sedang kita hadapi dari pihak Israel, termasuk menahan pendapatan pajak Palestina, kelanjutan program permukiman yang merusak, dan penghancuran rumah-rumah warga Palestina, Abbas menyerukan pertemuan darurat di mana keputusan penting akan diambil,” kata Rudeineh, dilaporkan laman Asharq Al-Awsat.
Permukiman Palestina di Sur Baher mulai dihancurkan Israel pada Senin lalu. Sejumlah warga Palestina telah dievakuasi secara paksa dari daerah tersebut.
Sebanyak 16 bangunan dilaporkan menjadi target penggusuran tersebut. Secara total terdapat 100 apartemen warga Palestina yang akan dihancurkan.
Rumah yang dihancurkan pasukan Israel di Sur Baher adalah yang berada di dekat tembok penghalang militer. Mahkamah Agung Israel telah menyatakan bahwa pembangunan perumahan di sana ilegal atau melanggar larangan konstruksi.