REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Pasukan Israel menghancurkan empat sumur air di Khirbet Umm al-Khair, Masafer Yatta, Tepi Barat. Selain itu, mereka menghancurkan pepohonan di daerah tersebut.
Koordinator the National and Popular Committees Rateb Jabour selaku aktivis setempat mengecam aksi penghancuran oleh pasukan Israel. “Warga Umm al-Khair dan desa-desa di sekitarnya bergantung pada air untuk mengairi tanah mereka dan untuk ternak,” kata dia pada Rabu (24/7), dikutip laman Al Araby.
Itu bukan pertama kalinya Israel melakukan aksi penghancuran di daerah tersebut. Dua pekan lalu, pasukan Israel telah menghancurkan taman kanak-kanak, sembilan sumur air, dan menumbangkan pepohonan yang berada di kawasan cagar alam Umm al-Khair. Menurut Israel, semua objek yang dibidik berada di bawah zona pelatihan militer.
Jabour mengatakan, selain menghancurkan infrastruktur vital, Israel juga berusaha memindahkan penduduk di sana. Dia menilai hal itu merupakan taktik Israel untuk memperluas pencaplokannya atas Tepi Barat.
Berdasarkan Perjanjian Oslo yang disepakati pada 1995, Tepi Barat yang diduduki dipecah menjadi tiga area, yakni Area A, B, dan C. Area A adalah wilayah yang sepenuhnya berada di bawah kekuasaan Palestina.
Kemudian Area B merupakan wilayah yang dikendalikan Otoritas Palestina, namun sektor keamanannya dikontrol Israel. Sedangkan, Area C adalah wilayah yang sepenuhnya dikuasai Israel.
Namun, pembagian wilayah ini dianggap tak adil. Pasalnya Area C merupakan wilayah pertanian dan sumber air utama Tepi Barat. Hal itu karena berada di bawah kekuasaan Israel, warga Palestina memiliki keterbatasan akses terhadap area tersebut.
Kendati telah dipecah, Israel masih melaksanakan proyek pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Saat ini permukiman tersebut telah dihuni ratusan ribu warga Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah tidak akan membongkar permukiman Yahudi yang telah dibangun di Tepi Barat. “Kami tidak akan mengizinkan pembongkaran permukiman apa pun dalam rencana perdamaian apa pun,” ujar Netanyahu pada 10 Juli lalu.
Netanyahu menjamin mereka yang tinggal di permukiman Yahudi terpencil di Tepi Barat akan tetap dilindungi. “Saya tidak membuat perbedaan antara blok permukiman dan situs permukiman terisolasi. Setiap tempat seperti itu adalah milik Israel dari sudut pandang saya,” kata dia.