Jumat 26 Jul 2019 02:24 WIB

Pesan Dewan Muslim Inggris untuk PM Baru Inggris

Boris Johnson saat ini resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agung Sasongko
Boris Johnson
Foto: IST
Boris Johnson

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Boris Johnson saat ini resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris menggantikan Theresa May. Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB) Harun Khan mengharapkan Johnson bida memberikan persatuan.

“Kami berharap anda Perdana Menteri baru kami untuk menavigasi negara melalui proses Brexit,” kata Khan dikutip dari laman resmi MCB, Selasa (23/7).

Baca Juga

Dengan begitu, Khan mengharapkan dalam kepemimpinan Johnson dapat menyatukan negara. Terlebih dengan meningkatnya islamofobia, Khan mengatakan petahana baru di Downing Street memberikan kesempatan untuk mengubah hubungan pemerintah dan keterlibatan dengan komunitas muslim.

“Dengan memahami pentingnya mendefinisikan kebencian yang kita hadapi dan dengan mengambil langkah-langkah mendesak untuk mengatasi islamofobia di mana pun itu ditemukan,” ujar Khan.

Dia berdoa agar Johnson dapat menepati janjinya selama masa kampanye yang dia lakukan. Seperti saat Johnson masih menjabat sebagai Walikota London, Khan mengakui dapat bekerja sama untuk membantu memastikan kekuatan pemerintah.

“Terutama mendukung mereka yang paling rentan dan dapat menumbuhkan kekuatan di antara masyarakat,” tutur Khan

Boris Johnson telah resmi menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris menggantikan Theresa May, Selasa (23/7). Usai mendapatkan restu dari Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham, ia membersihkan kabinet Theresa May.

Terpilihnya Johnson ke jabatan tertinggi Inggris membuat ekonomi terbesar kelima di dunia itu akan berselisih dengan Uni Eropa serta potensi krisis konstitusional. Sebab, anggota parlemen bersumpah untuk menggagalkan Brexit.

Pemimpin baru Inggris berjanji untuk melakukan kesepakatan Brexit baru dalam waktu kurang dari 99 hari. Ia juga menegaskan, jika para pemimpin Uni Eropa menolak Inggris keluar, maka, Inggris tetap keluar dengan atau tanpa kesepakatan.

"Saya yakin bahwa kita dapat melakukan kesepakatan," kata Johnson (55 tahun) di rumah dinas barunya Downing Street No.10.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement