REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Melaysia saat ini sudah mengeluarkan ketentuan untuk akreditasi hotel ramah muslim. Hal tersebut digunakan untuk mengakui hotel bagi wisatawan yang sesuai dengan syariah Islam.
Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia Datuk Mohamaddin Ketapi mengatakan akreditasi tersebut diterapkan oleh Islamic Tourist Center (ITC). Mohamaddin mengatakan Malaysia menjadi negara pertama di dunia yang memiliki inisiatif untuk membuat akreditas tersebut.
“Penerapan Pengakuan Hotel Ramah Muslim merupakan inisiatif penting untuk memberdayakan industri pariwisata, khususnya segmen pariwisata Islam untuk mulai mengembangkan industri menuju fase berikutnya,” kata Mohamaddin dikutip dari The Star, Rabu (24/7).
Dengan adanya akreditas tersebut, Mohamaddin menilai akan membantu pihak yang terlibat dalam memanfaatkan pengakuan hotel ramah muslim. Dengan begitu, kata Mohamaddin, terdapat standar yang harus diikuti.
Mohamaddin mengakui mengakui potensi sektor pariwisata Islam sangat baik. “Karena wisatawan dari negara-negara muslim, terutama Timur Tengah adalah pembelanja terbesar di industri pariwisata Malaysia,” ujar Mohamaddin.
Menurutnya, sektor pariwisata Islam merupakan segmen pasar yang berpotensi tinggi. Dia mengatakan Malaysia telah berada di posisi terdepan selama sembilan tahun berturut-turut dalam Global Muslim Traveler Index yang mempelajari pola dan tren pariwisata Islam secara global.
“Pada tahun 2018, Malaysia mencatat sekitar 5,2 juta kedatangan turis muslim. Potensi besar 1,8 miliar muslim di seluruh dunia harus dilihat sebagai peluang oleh semua pemangku kepentingan pariwisata yang relevan,” jelas Mohamaddin.
Dia memperkirakan akan ada 160 juta pelancong ,uslim pada tahun 2020. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat sebesar 230 juta pada tahun 2026. Bahkan menurut Mohamaddin, negara non-muslim seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan juga sudah mulai memasuki pasar pelancong muslim.
Direktur Jenderal ITC Datuk Seri Abdul Khani Daud menjelaskan sebanyak 12 hotel telah menerima poengakuan hotel ramah muslim. Terdapat tiga tingkatan akreditasi yaitu platinum, emas, dan perak yang berdasarkan tingkat kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan.
Beberapa kriteria yang harus dipatuhi termasuk kedekatan dengan masjid dan tempat wisata Islam lainnya. Begitupun juga dengan fasilitas sholat dalam kamar seperti sajadah dan tanda arah kiblat, restoran bersertifikat halal, pusat kebugaran yang terpisah, dan kolam renang khusus perempuan.