REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena urban sprawl atau tipe perkembangan kota yang tidak terstruktur memengaruhi pembangunan DKI Jakarta di masa depan. Pernyataan ini diungkapkan pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna.
"Akibatnya muncul kemacetan, kepadatan, pengambilan air tanah berlebihan, sehingga kota ini makin lama makin crowded. Itu memengaruhi perencanaan dan pemanfaatan ruang yang tidak bersinergi," ujar Yayat Supriatna di Jakarta, Kamis (26/7).
Urban sprawl muncul seiring pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan berdirinya pusat kegiatan masyarakat, gedung, apartemen, hotel hingga bertambah fasilitas jalan. Fenomena ini kerap dianggap sebagai gejala masyarakat modern akibat konsep pembangunan yang tidak terencana sebelumnya.
Yayat menyebutkan urban sprawl terjadi hampir merata di DKI Jakarta terutama pusat-pusat pertumbuhan baru. Antara lain seperti kawasan dekat bandara maupun tepi pantai akibat lemahnya sistem perizinan pemerintah terkait penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB).