Jumat 26 Jul 2019 13:38 WIB

Bripka Rahmat Effendy Dikenal Sebagai Pribadi Disiplin

Korban bertugas di DItantas Polda Metro Jaya sejak 2008 dan tak punya catatan buruk.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andi Nur Aminah
Polisi Korban Penembakan akan Dimakamkan di Jonggol.
Foto: Rusdy Nurdiansyah/Republika
Polisi Korban Penembakan akan Dimakamkan di Jonggol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bripka Rahmat Effendy yang menjadi korban akibat ditembak sesama rekan polisi di Polsek Cimanggis, Depok, merupakan anggota Ditlantas Polda Metro Jaya. Selama ini, ia dikenal sebagai pribadi yang disiplin. "Keseharian yang bersangkutan, dia orangnya baik, disiplin," kata Wakil Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Made Agus saat dikonfirmasi, Jumat (26/7).

Made mengatakan, selama ini korban bertugas di Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya. Korban bertugas sejak tahun 2008. Selama bertugas, kata dia, Bripka Rahmat Effendy tidak pernah memiliki catatan buruk. "Enggak ada, enggak ada catatan apa-apa, dia bagus kok," imbuhnya.

Baca Juga

Made juga menyebut korban merupakan anggota Kelompok Sadar Kamtibmas (Pokdar Kamtibmas) di lingkungan tempat tinggalnya, di Tapos, Depok. "Sehari-hari menjaga lingkungan dan aktif untuk menjaga Kamtibmas di tempat dia tinggal," ungkap Made.

Made menuturkan, sebelum peristiwa penembakan itu terjadi, Kamis (25/7) malam, korban sedang mengamankan seorang pelaku tawuran berinisial FZ dengan barang bukti sebilah celurit. Korban pun kemudian membawa FZ ke Polsek Cimanggis.

"Nah, setelah Polsek Cimanggis menerima, datanglah yang nembak ini, intinya ingin agar permasalahannya dibina oleh orang tuanya. Namun, oleh korban disampaikan agar melewati proses prosedur hukum yang berlaku, terjadilah emosi tinggi dan ditembak," jelas Made.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang anggota polisi menembak rekan kerjanya di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/7) pukul 20.50 WIB.

Bripka Rahmat Effendy meninggal setelah diduga ditembak oleh rekannya sesama anggota polisi berpangkat Brigadir dengan inisial RT. Peristiwa itu diduga akibat Brigadir RT kesal dengan Bripka Rahmat Effendy.

Pelaku kemudian mengambil sebuah senjata api jenis HS 9 di ruangan sebelah SPK. Senjata itu pun ia gunakan untuk menembak Bripka Rahmat Effendy sebanyak tujuh kali dan mengenai bagian dada, leher paha, dan perut. Akibatnya, Bripka Rahmat Effendt meninggal di tempat kejadian perkara (TKP)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement