Jumat 26 Jul 2019 16:35 WIB

KNKS Rumuskan Bank Investasi Syariah

Pemerintah mendorong investasi syariah yang berdampak pada pembangunan berkelanjutan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan syariah
Perbankan syariah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menyebut tengah merumuskan pembentukan bank khusus investasi syariah. Program itu dibuat untuk mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia dengan memanfaatkan potensi pasar domestik.

Direktur Eksekutif KNKS, Ventje Rahardjo, mengatakan, membesarkan industri perbankan syariah akan berkaitan langsung dengan perluasan ekosistem keuangan dan ekonomi syariah. Dalam hal ini, perbankan syariah menjadi tumpuan utama untuk mendorong pertumbuhan industri syariah itu sendiri.

Baca Juga

Di saat yang bersamaan, pemerintah tengah fokus untuk memacu pertumbuhan investasi demi menutupi segala kebutuhan pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur. KNKS memandang, di tengah fokus tersebut, industri syariah harus turut andil dan ikut mengambil pasar dalam menyalurkan berbagai instrumen investasi berbasis sistem syariah.

"Kita rumuskan investmen bank yang murni syariah. Ini untuk mendorong pertumbuhan instrumen investasi yang sifatnya syariah, misalnya sukuk atau green sukuk," ujar Ventje, Kamis (26/7).

Namun, kata Ventje, investasi syariah yang mesti didorong harus merupakan investasi yang berdampak pada pembangunan berkelanjutan. Hal itu agar sesuai dengan agenda Sustainaible Development Goals (SDGs) pada tahun 2030 mendatang.

Lebih lanjut, ia mengatakan, pembentukan bank investasi syariah itu tidak perlu dengan cara mendirikan bank baru. Namun, dapat memanfaatkan unit-unit usaha syariah di luar perbankan yang bisa dikembangkan menjadi bank investasi syariah.

Ventje menargetkan pilot project dari bank investasi syariah itu bisa direalisasikan pada tahun ini. "Kita lagi mencari unit-unit usaha syariah dan melihat bisa tidak kalau kita lengkapi dia menjadi investment bank. Jadi, tidak usah bikin baru karena itu repot," ujar dia.

Meski KNKS sangat mendorong pembentukan bank investasi syariah, Ventje belum dapat menyebutkan seberapa besar dampaknya pada marketshare industri keuangan syariah terhadap industri keuangan di Indonesia. Seperti diketahui, pada Januari lalu marketshare keuangan syariah baru 8 persen dari total industri keuangan di Indonesia.

Menurutnya, soal marketshare bukan menjadi hal utama. Yang terpenting kerja sama antar perbankan syariah ke depan bisa lebih intensif sehingga dapat saling memperkuat lembaga syariah satu sama lain.

"Aset perbankan syariah sekarang kalau dikumpul hanya sekitar Rp 500 triliun. Kita harapkan lima tahun ke depan bisa jadi Rp 2.000 triliun, tapi aman dan menguntungkan," ujarnya.

Adapun pemodal dari pembentukan bank investasi syariah, menurut Ventje seluruh pemain dalam industri syariah harus dilibatkan. Termasuk juga perbankan syariah yang asetnya saat ini terus bertambah dan semakin kuat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement