REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Hendrik (47) salah satu pedagang di objek wisata Gunung Tangkuban Perahu menjadi saksi saat erupsi terjadi pukul 15.48 Wib, Jumat (26/7). Ia melihat langsung kepanikan yang dialami oleh para pedagang dan wisatawan yang masih berada di atas kawah.
"Kuda-kuda sempat panik dan berlarian sebelum kawah erupsi. Terus tak lama itu letupan terjadi, para pedagang keluar kios dan gelap gulita tertutup abu," ujarnya saat berada di kantor pos pemantauan Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG), Jumat (26/7).
Wisatawan yang masih berada dilokasi, ia mengungkapkan berlarian mencari saudaranya. Saat itu, katanya suara sirine berbunyi dan dirinya langsung mencari tempat yang aman. Dirinya mengaku mendapatkan informasi jika sembilan warga dan pedagang mengalami luka sehingga dibawa ke klinik.
Kapolres Subang, AKBP Muhammad Joni mengatakan seluruh elemen tim SAR dan evakuasi telah melakukan evakuasi terhadap pengunjung yang masih ada saat erupsi terjadi. Kemudian, berdasarkan pemantauan tim PVMBG tidak boleh ada aktivitas radius 2 kilometer dari Gunung Tangkuban Perahu.
"Polsek dan danramil terus menyisir daerah terdekat untuk diimbau (petani atau warga) agar tidak ada dilokasi," katanya. Dirinya mengatakan pihaknya sudah menyiapkan posko bersama instansi lain di kantor pos pemantauan PVMBG Gunung Tangkuban Perahu.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan abu erupsi Gunung Tangkuban Parahu saat ini tidak begitu hitam pekat lagi. Tangkuban Perahu meletus sore ini dengan ketinggian kolom abu hingga 200 meter.
"Saat ini abu vulkanis yang muncul dari Kawah Ratu ini sudah tidak begitu hitam pekat lagi," demikian pantauan PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, Jumat (26/7.
Pihaknya menyebutkan bahwa warna abu vulkanis yang muncul dari Kawah Ratu sudah cukup putih, artinya yang dikeluarkan saat ini hanya uap air. Pihaknya merekomendasikan kepada masyarakat yang berada di sekitar gunung itu agar tidak mendekati wilayah wisata Tangkuban Parahu.
Selain itu, warga tidak diperbolehkan untuk mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas serta tidak diperkenankan di dalam kawasan kawah-kawasan aktif yang ada di dalam kompleks gunung tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) pada kesempatan sebelumnya, mengatakan erupsi di Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat, terjadi pada Jumat, pukul 15.48 WIB.
"Tinggi kolom abu dari erupsi tersebut tercatat sekitar 200 meter di atas puncak atau 2.284 meter di atas permukaan laut," kata Pelaksana Harian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo.
Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 milimeter dan durasi sekitar lima menit 30 detik.