Sabtu 27 Jul 2019 11:09 WIB

Kuda-Kuda Panik Berlarian Sebelum Tangkuban Parahu Erupsi

Gunung Tangkuban Parahu kini masih berada pada status normal.

Detik-detik Tangkuban Perahu alami erupsi
Foto: Istimewa
Detik-detik Tangkuban Perahu alami erupsi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar) mengalami erupsi pada Jumat (26/7) sore. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, tinggi abu vulkanis akibat erupsi mencapai 200 meter dari puncak dan menyebar hingga radius empat kilometer (km).

Berdasarkan kesaksian salah satu pedagang di objek wisata Gunung Tangkuban Perahu Hendrik (47 tahun), saat erupsi terjadi pukul 15.48 Wib, kepanikan dialami oleh para pedagang dan wisatawan yang masih berada di atas kawah. Semua berusaha menyelamatkan diri masing-masing.

"Kuda-kuda sempat panik dan berlarian sebelum kawah erupsi. Terus tak lama itu letupan terjadi, para pedagang keluar kios dan gelap gulita tertutup abu," kata dia saat berada di kantor pos pemantauan PVMBG, Jumat (26/7).

Wisatawan dan pedagang yang masih berada di lokasi, kata dia, berlarian mencari saudaranya. Saat itu, suara sirine berbunyi dan dirinya langsung mencari tempat yang aman. Dia mengaku mendapatkan informasi jika sembilan warga dan pedagang meng alami luka dan dibawa ke klinik.

Sebanyak 15 orang wisatawan dilarikan ke klinik Sespim, Lembang, Kabupaten Bandung Barat karena terkena dampak erupsi Gunung Tang kuban Perahu. "Mereka kebanyakan menderita sesak napas akibat abu erupsi yang ada. Sesak napas, sebagian sudah pada pulang," ujar Kapolsek Lembang, Kompol Sutarman.

Kasubbid Mitigasi Gunung Api (MGA) Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani saat dihubungi /Republika mengatakan, abu vulkanis menyebar sampai Desa Jayagiri sekitar 4 km arah selatan Kawah Ratu.

Nia meminta masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh ge jala-gejala vulkanis yang jelas. Masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas di radius dua km dari kawah.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, erupsi Gunung Tangkuban Parahu (Kawah Ratu), Jawa Barat terjadi pada pukul 15.48 WIB. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi kurang lebih 5 menit 30 detik.

Kasbani mengatakan, Gunung Tangkuban Parahu kini berada pada status Level I (Normal). PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi menindaklanjuti erupsi yang terjadi di gunung setinggi 2.284 m di atas permukaan laut ini. Di antaranya, masyarakat dilarang turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.

"Juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tang kuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan disebabkan terdapatnya gas-gas vulkanis yang dapat membahayakan kehidupan manu sia," ujar Kasbani.

Kepala Bagian Manajemen Krisis Kepariwisataan Kementerian Pariwisata, Herry Rachmat Widjaja, mengatakan, saat ini daerah wisata telah ditutup dan wisatawan telah dievakuasi. Penutupan objek wisata ini dilakukan sampai batas waktu yang belum di tentukan. "Tim PVMBG terus mengevaluasi status gunung dan melakukan pemantauan lebih lanjut," ujar dia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, di perbatasan Kabupetan Bandung Barat dan Subang, Jabar, untuk mewaspadai erupsi yang terjadi. Presiden meminta masyarakat menaati imbauan petugas. "Ikuti semua yang disampaikan aparat," kata Presiden.

Berdasarkan sejarah, gunung api ini tidak pernah menunjukkan erupsi magmatik besar kecuali erupsi abu tanpa diikuti oleh leleran lava, awan panas ataupun lontaran batu pijar. Dilansir dari laman Badan Geologi Ke menterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi Tangkuban Parahu dicirikan oleh erupsi eksplosif berintensitas kecil dan kadang-kadang diselingi oleh erupsi freatik. (zuli istiqomah/m fauzi ridwan/idealisa masyrafina/ali mansur/sapto andika candra ed:mas alamil huda)

photo
Setelah sempat terjadi erupsi kecil, saat ini Gunung Tangkuban Parahu kembali normal, Sabtu (27/7).

Sejarah Erupsi Tangkuban Parahu

-1829 Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.

-l1846 Terjadi erupsi, peningkatan kegiatan.

-1896 Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak.

-l1900 Erupsi uap dari Kawah Ratu.

-1910 Kolom asap membubung setinggi 2 km di atas dinding Kawah Ratu.

-1926 Erupsi freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma.

-1935 Lapangan fumarol baru disebut Badak terjadi, 150 m ke arah selatan barat daya dari Kawah

Ratu.

-1952 Erupsi abu didahului oleh erupsi freatik.

-1957 Erupsi freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru.

-1961,1965,1967 Erupsi freatik.

-1969, 1971 Erupsi freatik didahului oleh erupsi lemah menghasilkan abu.

-1983 Erupsi freatik .

-1992 Awan abu membubung setinggi 159 m di atas Kawah ratu.

-1994 Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dengan erupsi freatik kecil.

-2004 Peningkatan kegempaan.

(Sumber:Kementerian ESDM)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement