Ahad 28 Jul 2019 17:00 WIB

Di Balik Gencarnya Klub China Belanja Pemain Eropa

Pengaruh pertumbuhan ekonomi China terhadap bisnis olahraga bukan lagi jadi rahasia.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Liga Super China (CSL)
Liga Super China (CSL)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dalam dua tahun terakhir, Liga Super China mulai menunjukkan geliat di sepak bola dunia. Beberapa klub di Negeri Tirai Bambu itu pun berlomba-lomba merekrut pemain top Eropa.

Pemain top itu bukan pemain yang hanya sekadar ingin menghabiskan masa pensiunnya. Melain, pemain-pemain usia produktif yang masih jadi incaran klub-klub besar Eropa.

Diawali oleh langkah Hulk pada 2016, yang hijrah dari Zenit St Petersburg ke Shanghai SIPG. Bahkan, Shanghai SIPG pun rela mengeluarkan dana sebesar 50 juta pound atau Rp 886 miliar. Langkah Hulk tersebut ditiru oleh sesama pemain Brasil lainnya, Alexandre Pato. Mantan pemain AC Milan itu pun memilih pindah ke CSL saat usianya masih 29 tahun.

Bergabungnya Pato dengan Tianjin Tianhai mungkin tidak terlalu mengejutkan. Sebab Pato memang pindah ketika kariernya di Eropa mulai meredup. Namun beda dengan pemain Atletico Madrid yang satu ini, Yanncik Carrasco. Di usianya yang masih 25 tahun dan menjadi pemain kunci Los Rojiblancos, Carrasco secara mengejutkan bergabung dengan Dalian Yifang pada musim dingin 2018. Padahal, saat itu ia menjadi incaran berbagai klub besar Eropa.