Ahad 28 Jul 2019 17:22 WIB

Emil Lari Lima Kilometer Bersama Ribuan Pelari

Event marathon tak hanya sekadar olah raga tapi ajang promosi pariwisata.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (berkecamata) beserta peserta lain memasuki garis finis pada ajang Bandung West Java Marathon 2019, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (28/7).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (berkecamata) beserta peserta lain memasuki garis finis pada ajang Bandung West Java Marathon 2019, di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ikut meramaikan event Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon 2019 kategori lima kilometer (5K). Ridwan Kamil, lari bersama sekitar 2.500 pelari, sekitar pukul 06.00 WIB dari Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (28/7).

Tahun ini, lari yang mengusung tema "The Pride of West Java Sport Tourism" diikuti 10 ribu pelari. Event Pocari Sweat Run Bandung edisi ketiga tersebut, terdapat empat kategori yakni 5K, 10K, Half Marathon (21K), dan Full Marathon (42K).

Baca Juga

Menurut Ridwan Kamil, ia bersyukur bisa ikut berlari meskipun tengah mengalami masalah di bagian kakinya. Ia pun menyimpulkan bahwa kekuatan fisik bukan satu-satunya ukuran untuk ikut serta dalam event marathon.

“Tadinya saya mau berjalan saja, karena ada masalah (di bagian kaki) sedikit. Tapi karena banyak banget yang lari, ada anak kecil larinya kencang, jadi malu juga (kalau tidak ikut lari),” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Oleh karena itu, kata dia,  kuncinya sebenarnya ada di semangat bukan di fisik. Emil pun bangga karena event marathon ini disambut antusiasme tinggi dari masyarakat. Buktinya, kuota 10 ribu pelari ludes hanya dalam waktu 45 menit. Peserta pun tidak hanya warga Jawa Barat, tapi dari seluruh penjuru Tanah Air.

“Banyak yang komplain (karena kehabisan kuota) tidak hanya ke panitia, tapi ke saya juga. Pengen daftar tapi tidak bisa, karena jatahnya hanya 10 ribu,” kata Emil.

Emil mengatakan, event marathon ini tidak hanya sekadar acara olah raga, tetapi Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon menjadi bagian dari promosi pariwisata Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

“Dan ini (Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon) promosi sport tourism kami,” kata Emil.

Event marathon dengan jumlah peserta 10 ribu, kata Emil, bisa berdampak kurang lebih Rp 10-15 miliar kepada ekonomi masyarakat dari sisi akomodasi. Dia pun berharap akan semakin banyak masyarakat yang bergerak untuk olah raga.

“Semakin banyak kita bergerak, semakin kita yakin masyarakat Indonesia harus sehat. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat,” katanya.

Hal senada disampaikan Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka Ricky Suhendar. Ricky mengaku puas karena antusiasme masyarakat yang begitu besar juga berkat dukungan penuh dari Pemprov Jawa Barat.

“Kita sangat senang dan bangga karena 10 ribu pelari sudah memeriahkan Pocari Sweat Run Bandung 2019 ini,” katanya.

Sementara itu, salah satu peserta yang juga atlet nasional Agus Prayogo mengaku sangat menikmati lari marathon di Kota Bandung. Terutama saat dirinya melintasi jalanan yang menjadi landmark Kota Bandung, seperti Gedung Merdeka di Jalan Asia-Afrika.

“Yang membedakan pagi ini saya sangat enjoy dan sangat happy. Saya bisa lari di base latihan saya sambil menikmati Kota Bandung dikawal tim marshal, jalur steril. Itu sesuatu yang sangat berkesan,” kata Agus.

Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon tahun ini menghadirkan Virtual Run. Melalui fasilitas ini, masyarakat Indonesia yang tidak bisa ikut serta langsung di Kota Bandung bisa mendaftar secara online dan berlari di kota masing-masing pada waktu yang sama. Ada sekitar 500 pelari dari seluruh Indonesia ikut serta dalam Virtual Run ini.

“Tahun ini tahun yang unik buat Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon 2019 karena ada beberapa hal baru yang tidak ada di tahun sebelumnya,” kata Ricky.

Virtual Run ini, kata dia, ingin mengakomodasi para pelari di seluruh Indonesia yang tidak ada kesempatan datang ke Bandung. "Jadi, kita berikan kesempatan untuk berlari di kota masing-masing dan larinya harus di jam yang sama dan tanggal yang sama, yaitu hari ini (28/7),” katanya.

Hal spesial lainnya yaitu pencatuman nama atau custom word di setiap kaus peserta, sehingga setiap peserta bisa menulis namanya masing-masing. Selain itu, ada pula Culture Run yang digelar satu hari sebelum pelaksanaan Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon, yakni pada Sabtu (27/7).

“Peserta yang ingin mengikuti acara di hari Sabtu, mereka berlari sejauh tiga kilometer dari Gedung Sate menuju Gedung Pakuan. Tapi khasnya adalah menggunakan baju tradisional Indonesia. Ini sekaligus untuk mengangkat budaya-budaya Indonesia,” paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement