REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menilai erupsi Gunung Tangkuban Parahu tidak akan memicu bergeraknya patahan Cimandiri dan Sesar Lembang. Untuk itu, PVMBG mengimbau warga tidak perlu khawatir adanya gempa akibat pergerakan patahan atau sesar tersebut.
Peneliti Bumi Madya PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Supartoyo, mengatakan patahan Cimandiri memang melintang di sejumlah wilayah di Jabar mulai dari Sukabumi hingga Bandung Barat dan juga melintas di Kabupaten Cianjur. Patahan tersebut juga berpotensi mengakibatkan gempa bumi dengan kekuatan hingga 8 Modified Mercalli Intensity.
Namun, ia menjelaskan, perlu pemahaman warga jika erupsi gunung berapi tidak memicu patahan Cimandiri ataupun Sasar Lembang. Sebab biasanya, pergerakan lempengan atau patahan yang memicu terjadinya erupsi gunung berapi.
"Bukan erupsi yang memicu pergerakan lempengan tapi sebaliknya, itu pun harus dengan kekuatan gempa yang berskala besar. Namun gempa dengan skala besar belum tentu mengakibatkan erupsi gunung berapi," katanya.
Ia mencontohkan gempa Aceh pada 2004, gempa dengan sekala sekitar 9 skala richter tidak membuat gunung berapi di wilayah tersebut aktif. "Sedangkan gempa di Yogyakarta beberapa tahun lalu, meskipun kecil dari Aceh mengakibatkan Gunung Merapi erupsi," katanya.
PVMBG mengimbau warga di jalur patahan Cimandiri dan Sasar Lembang, termasuk di Kabupaten Cianjur, tidak perlu khawatir akan terjadi gempa bumi akibat pergeseran patahan dengan erupsinya Gunung Tangkuban Parahu. "Warga diharapkan tidak mudah terpengaruh dan percaya begitu saja dengan informasi yang dapat menimbulkan keresahan dengan potensi yang ada kecuali datang dari pihak berkompeten," katanya.
Ia menegaskan erupsi tidak akan memicu pergeseran patahan, sehingga warga diharap tetap tenang dan tidak panik serta dapat mencari informasi dari pihak terkait, tidak percaya pada berita asal-asalan.