REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) berencana bergabung dengan pasukan maritim pimpinan AS di Timur Tengah dengan mengirim unit angkatan laut, yang meliputi kapal perusak. Surat kabar Korsel, Senin (29/7) melaporkan tindakan tersebut diambil untuk membantu patroli tanker minyak yang melintasi Selat Hormuz.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat meningkat sejak AS mundur dari kesepakatan nuklir Iran tahun lalu dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran. Serangan tanker minyak di Selat Hormuz di lepas pantai Iran dalam beberapa bulan belakangan memperparah hubungan kedua negara. Aksi tersebut memicu pejabat AS menyeru negara-negara sekutu agar bergabung dengan rencana misi keamanan maritim.
Surat kabar bisnis, Maekyung, yang mengutip pejabat tinggi pemerintah yang tak disebutkan namanya, menyebutkan Korsel memutuskan mengerahkan unit kapal antipembajakan Cheonghaeyang beroperasi di perairan Somalia. Kemungkinan kapal akan dilengkapi dengan sejumlah helikopter.
Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan pemerintah akan mendalami langkah itu guna melindung tanker-tanker mereka di kawasan tersebut. Namun, hingga kini belum ada keputusan apa pun.
"Jelas kita harus melindungi kapal-kapal kita yang melintasi Selat Hormuz, bukan? Jadi kami sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan," kata juru bicara wakil Kementerian, Ro Jae-cheon, saat konferensi pers mingguan pada Senin.