REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira merespons hasil survei yang menyebutkan dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, masuk dalam bursa pemilihan Wali Kota Solo (Pilwalkot) Solo Periode 2020-2025. Ia mengatakan, masuknya anak Jokowi tidak menunjukkan konflik kepentingan, melainkan kepentingan rakyat.
Andreas mengatakan, ia justru heran ketika hasil survei tersebut ditabrakkan dengan potensi konflik kepentingan karena Jokowi menduduki jabatan presiden. "Bukan keinginan bapaknya, Joko Widodo pun tidak memaksa anak-anaknya untuk mencalonkan diri," ujar Andreas saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (29/7).
Apalagi, ia menambahkan, Gibran dan Kaesang belum mendeklarasikan diri untuk maju pada Pilwakot Solo. Jika memang kedua putra Jokowi memutuskan maju pada pilkada dan ada konflik kepentingan, rakyat tidak perlu memilih keduanya.
Sebab, ia mengatakan, yang memutuskan keduanya menjadi wali kota atau tidak adalah rakyat dan bukan Jokowi. Ia pun menilai, wajar adanya dukungan kepada kedua putra Jokowi.
"Mereka anak presiden yang berpendidikan baik, punya wawasan yang luas, sederhana. Selama ini juga tidak kedengaran memanfaatkan jabatan bapaknya untuk memperoleh keuntungan ekonomi maupun keuntungan politik bagi diri mereka," ujar Andreas.
Andreas menambahkan, Gibran dan Kaesang adalah anak-anak muda yang tetap menjadi diri mereka sendiri. Apalagi, saat ini mereka di tengah popularitas, puja-puji, dan caci-maki terhadap bapaknya yang menjabat sebagai presiden. "Ini contoh yang baik untuk generasi muda kita," tuturnya.
Sebelumnya, hasil survei Laboratorium Kebijakan Publik Unisri, Gibran dan Kaesang memiliki popularitas tinggi sebagai bakal calon wali kota Solo. Dalam survei tersebut terdapat tiga kategori, yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Dari kategori popularitas, nama Gibran muncul dengan angka tertinggi.