Senin 29 Jul 2019 14:15 WIB

Senin, AirVisual Sebut Udara Pejaten Barat Paling tak Sehat

Kualitas udara di Pejaten Barat disebut paling tidak sehat menurut AirVisual.

Kendaraan melintas dengan latar belakang gedung bertingkat yang tersamar polusi di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Ahad (28/7/2019).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Kendaraan melintas dengan latar belakang gedung bertingkat yang tersamar polusi di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Ahad (28/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara wilayah Pejaten Barat, Jakarta Selatan, paling tidak sehat se-DKI Jakarta pada Senin siang pukul 13.00 WIB. Kondisi itu terpantau melalui laman AirVisual.

Angka indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) di wilayah Pejaten Barat mencapai 185 dengan konsentrasi partikulat PM2.5 pada angka 121,2 mikrogram per meter kubik. Menyusul di bawahnya, ada Pegadungan dan Mangga Dua Selatan di Jakarta Barat dengan angka sama sebesar 176 dengan konsentrasi partikulat PM2.5 sebesar 103,3 mikrogram per meter kubik.

Baca Juga

Sementara itu, kualitas udara wilayah Jakarta secara merata juga tidak kalah buruknya. Tercatat angka AQI 176 dengan kadar partikulat PM2.5 di udara sebanyak 103,3 mikrogram per meter kubik.

Dengan angka indeks kategori tidak sehat tersebut, Jakarta bertahan di peringkat pertama kota dengan kualitas udara paling tidak sehat di dunia. Disusul oleh kota Dubai, Uni Emirat Arab, yang mempunyai angka AQI 155.

Kondisi udara Jakarta yang demikian berbahaya bagi kesehatan, khususnya jantung dan paru-paru. Warga Jakarta direkomendasikan untuk menghindari aktivitas luar ruang yang terlalu banyak. Penggunaan masker dalam berkegiatan di luar ruang juga akan membantu menyaring partikel polutan yang sangat kecil terhirup ketika bernapas.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement