REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyerukan masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan. Menurut BPDB, puntung rokok merupakan pemicu utama kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau di daerah itu.
"Kami meminta masyarakat perokok untuk lebih bijak membuang puntung rokoknya karena sebagian besar kebakaran hutan dan lahan disebabkan puntung rokok yang dibuang ke semak belukar," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel, Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Senin.
Mikron mengatakan, putung rokok yang dibuang sembarangan ke semak belukar yang mengering akan dengan mudah menyulut kebakaran. Ia mengingatkan, kondisi cuaca panas disertai angin memudahkan api merambat ke hutan, semak belukar, hingga pemukiman penduduk.
"Kalau kebakaran hutan dan lahan disebabkan pembakaran lahan sudah jarang sekali, apalagi di Bangka Belitung tidak ada perusahaan kelapa sawit yang berskala besar," ujarnya.
Oleh karena itu, BPBD Provinsi Kepulauan Babel menggencarkan kampanye untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan di media massa, papan pengumunan bencana kebakaran, dan menyosialisasikan langsung kepada masyaraka, agar tidak ada lagi karhutla di daerah ini. Mikron mengatakan, kebakaran tentu akan merugikan masyarakat.
"Oleh karena itu, masyarakat, khususnya perokok, diminta tidak membuang puntung rokok dan membakar sampah sembarangan untuk mengantisipasi kebakaran ini," katanya.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kepulauan Babel, Aswind mengatakan luas lahan karhutla dari Juni hingga pertengahan Juli 2019 mencakup 12,55 hektare. Angka itu lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 195,2 hektare.
Aswind mengatakan, kasus kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau 2018 sebanyak 175 titik dengan luas lahan 195,2 hektare tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur. Menurutnya, penurunan kejadian kebakaran hutan dan lahan ini karena kesadaran masyarakat untuk tidak membakar sampah dan lahan sudah mengalami peningkatan.
"Masyarakat sudah merasakan dampak dari kebakaran hutan tersebut yang mengganggu kesehatannya," katanya.