Senin 29 Jul 2019 18:06 WIB

Aktivitas Lava Pijar Merapi Kembali Naik

BPPTKG masih menetapkan status waspada kepada Gunung Merapi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ani Nursalikah
Pemantauan Gunung Merapi. Petugas BPPTKG Gunung Merapi memantau aktivitas Gunung Merapi, Yogyakarta, Senin (1/7/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pemantauan Gunung Merapi. Petugas BPPTKG Gunung Merapi memantau aktivitas Gunung Merapi, Yogyakarta, Senin (1/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Setelah mengalami penurunan pada pekan ketiga, aktivitas guguran lava pijar Gunung Merapi kembali naik pada pekan keempat Juli 2019. Satu pekan terakhir, total ada 39 lava pijar dimuntahkan.

Jumlah itu naik sekitar 15 guguran dari total lava pijar selama pekan ketiga yang cuma sebanyak 24 guguran. Namun, jumlah itu tidak lebih banyak dari pekan kedua yang mencapai 58 guguran.

Baca Juga

Uniknya, jumlah itu sama dengan total guguran pada pekan pertama dan pada pekan yang sama bulan lalu. Aktivitas itu dibarengi dua kali guguran awan panas yang terjadi sepanjang pekan.

Untuk awan panas, guguran dengan jarak luncur terjauh terjadi pada 24 Juli dengan 1.000 meter ke arah hulu Kali Gendol. Sedangkan, jarak luncur terdekatnya terjadi pada 27 Juli dengan 950 meter.

Untuk lava pijar, guguran terjauh terjadi pada 26 Juli dengan 1.000 meter dan terjadi sebanyak dua kali. Sedangkan, guguran terdekat terjadi pada 25 Juli dengan 350 meter.

Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengatakan, cuaca sekitar puncak umumnya cerah pada pagi hari. Sedangkan, siang hingga malam cenderung mendung dan berkabut. Satu pekan terakhir asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lamah. Tinggi asap maksimum 70 meter.

"Teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang pada 24 Juli 2019 (06.00 WIB)," kata Budi, Jumat (26/7).

Berdasarkan foto dari sektor tenggara, tidak menunjukkan perubahan morfologi yang signifikan. Volume kubah lava berdasarkan analisis foto udara (drone) pada 4 Juli sebesar 475 ribu meter kubik.

"Kondisi lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah," ujar Budi.

Atas aktivitas itu, BPPTKG masih menetapkan status waspada kepada Gunung Merapi. Status itu sudah bertahan lebih dari satu tahun sejak ditetapkan pertama pada Mei 2018.

BPPTKG masih merekomendasikan radius tiga kilometer dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian. Masyarakat di sekitar alur Kali Gendol diminta meningkatkan kewaspadaan.

Terlebih, sudah terjadi banyak guguran awan panas dengan jarak luncur yang semakin besar. Budi mengingatkan, guguran lava pijar dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu.

"Masyarakat sekitar diimbau mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanis," kata Budi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement